;

Abstrak


Perubahan Bentuk, Fungsi, Dan Makna Tari Srimpi Ludiramadu


Oleh :
Sawitri - S701008007 - Sekolah Pascasarjana

Surakarta merupakan salah satu varian kebudayaan Jawa yang kaya akan bentuk seni tradisi klasik. Surakarta yang berdampak pada keberadaan seni tradisi keraton. Oleh sebab itu penelitian ini untuk mengetahui sejarah dan asal-usul Tari Srimpi Ludiramadu dan perubahan dalam masyarakat pendukungnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk, fungsi, dan makna sebelum berubah dan setelah mengalami perubahan termasuk faktor-faktor yang membuat dampak dalam perubahan. Selain itu juga untuk mengetahui proses perubahan dan mengetahui bentuk, fungsi, dan makna. Tari Srimpi Ludiramadu dalam rangka untuk pengembangan wawasan ilmu pengetahuan dibidang seni, dan khususnya untuk melihat keanekaragaman budaya di Indonesia. Manfaat yang lain sebagai identifikasi diri dan sebagai komunikasi lewat kebudayaan. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif yang dilandasi oleh tiga teori, yaitu estetika, teori perubahan sosial, dan teori struktural fungsional. Teori estetika digunakan untuk melihat masyarakat Jawa khususnya Surakarta melihat kebudayaan khususnya pada seni tradisional klasik lewat seni pertunjukan tari. Teori strauktural untuk melihat dan menjelaskan perubahan fungsi seni tradisi klasik pada masyarakat pendukungnya dan teori perubahan sosial budaya untuk mengungkap keberadaan seni tradisi keraton yang mengalami perubahan pada makna sehingga mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap seni tersebut dan untuk memberikan warna penelitian kajian budaya (culture studies). Untuk memperoleh data dilakukan tiga cara : observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Lokasi penelitian secara kewilayahan berada di wilayah Propinsi Jawa Tengah khususnya Karesidenan Surakarta yang meliputi Kabupaten Sukoharjo, Sragen, Boyolali, Karanganyar. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Seni Tradisi Klasik Keraton dapat mengalami pada perubahan pada bentuk, fungsi, dan makna. Perubahan pada bentuk disebabkan pada kebutuhan fungsi pertunjukan tari untuk pementasan sebagai pariwisata budaya, festifal seni, misi kesenian, materi perkuliahan, materi anak SMK, pekan seni pertunjukan, dan apresiasi seni. Bentuk berubah juga pada pengurangan vokabuler-vokabuler gerak dengan cara dirubah dengan proses pemadatan tari, pengurangan pada sekaran-sekaran, intensitas gerak. Pada iringan mengalami perubahan pada pengurangan gendhing-gendhing yang dirasa terlalu diulang-ulang dengan proses pemadatan fungsi ritus / ritual akhirnya berubah. Perubahan juga terjadi pada rias dan busana karena menyesuaikan fungsi untuk acara yang akan dipentaskan misal untuk acara dikeraton dan di luar keraton mengalami perbedaan yang sangat mencolok di luar lebih untuk kebutuhan praktis, ekonomis dan provan sehingga kebutuhan mistis / religius tidak ada. Perubahan juga terjadi pada durasi waktu pementasan yang awalnya 2-3 jam sampai hanya 15-18 menit. Adapun faktor yang mempengaruhi dan berdampak pada perubahan pada faktor internal, penonton dan seniman serta faktor eksternal, politik, ekonomi, sosial, konotasi, dan teknologi sehingga keberlanjutan Tari Srimpi Ludiramadu tidak lepas dari kalangan pemerhati / pecinta budaya untuk berupaya melestarikan sehingga unsur pelaku seni, penonton, penyelenggaraan, dan tokoh masyarakat serta masyarakat Jawa sangat penting. Seni Tradisional Klasik yang berwujud Tari Srimpi Ludiramadu kehadirannya selain untuk hiburanyang estetik (indah), namun juga untuk pengungkapan makna yang religius, sakral, magis tergantung masyarakat yang memaknai dan kembali pada individu masyarakat. Perkembangan kehidupan Tari Srimpi Ludiramadu yang mengangkut pelestarian seni diawali pada tahun 1970. Adapun perkembangan yang berdampak perubahan menyangkut bentuk, fungsi, dan makna. Pada bentuk berdampak adanya perubahan bentuk penyajian, pengurangan ¬sekaran-sekaran, gerak. Bentuk sajian yang hadir untuk berbagai kepentingan dan fungsi yaitu pariwisata, materi kuliah, lomba, apresiasi seni, dan festifal. Pada fungsi sebagai hiburan untuk berbagai keperluan pada lingkup yang lebih luas. Pada makna, berdampak makna yang semakin menipis bahkan tidak bermakna, dengan hadirnya nuansa berbagai kepentingan pribadi dan golongan serta kalangan akademika. Kata kunci : Seni Tradisional Klasik Keraton, Perubahan, Bentuk, Fungsi dan Makna