Telah dilakukan pengembanan besi oksida pada kuarsa. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari aktivasi, pengaruh pH dan konsentrasi ion Fe2+ terhadap kuarsa dan pembentukan besi oksida pada kuarsa. Aktivasi sebelum pengembanan dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan sifat kimia fisik yaitu keasaman pada kuarsa. Keasaman berhubungan dengan banyaknya situs aktif yang terbentuk pada kuarsa. Situs aktif optimum yang terbentuk digunakan sebagai kondisi optimum aktivasi. Aktivasi dilakukan dengan variasi konsentrasi aktivator (asam HF) 1 dan 4M, serta variasi waktu kontak 15, 30, 60, 90 dan 1440 menit (24 jam). Kuarsa teraktivasi optimum, digunakan untuk proses selanjutnya yaitu pengembanan. Metode pengembanan dilakukan melalui pertukaran ion, dengan variasi pH 5, 7 dan 9, serta variasi konsentrasi ion Fe2+ 0, 0,001, 0,005 dan 0,01M. Sampel yang diperoleh dianalisis dengan metode gravimetri dan difraksi sinar X. Metode analisis secara gravimetri digunakan untuk mengetahui terbentuknya situs aktif pada kuarsa. Metode analisis difraksi sinar X digunakan untuk mengetahui pengaruh aktivator pada kuarsa, besi oksida yang teremban pada kuarsa, serta pengaruh pH dan konsentrasi ion Fe2+ pada proses pengembanan. Hasil penelitian menunjukkan aktivasi dapat meningkatkan keasaman pada kuarsa, yang berarti situs aktif dapat terbentuk pada kuarsa. Hal ini terlihat dari data keasaman kuarsa setelah aktivasi meningkat, jika dibandingkan dengan kuarsa sebelum aktivasi. Kondisi optimum aktivasi dicapai pada konsentrasi aktivator (asam HF) 1M dan waktu kontak 30 menit. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor pH dan konsentrasi ion Fe2+ berpengaruh pada proses pengembanan. Hal ini terlihat dari banyaknya besi oksida yang teremban pada pH 7 dan 9, serta besi oksida teremban paling banyak pada konsentrasi ion Fe2+ 0,005M.