Abstrak


Kinerja Pada Simpang Bersinyal Gemblegan, Gading Dan Baturono Kota Surakarta


Oleh :
Nur Muhammad Abdul Aziz - I8208013 - Fak. Teknik

Simpang bersinyal merupakan suatu elemen yang cukup penting dalam sistem transportasi di kota besar. Pengaturan sinyal harus dilakukan semaksimal mungkin agar dapat membantu kelancaran laju kendaraan yang melalui persimpangan. Simpang Gemblegan, simpang Gading dan simpang Baturono merupakan simpang 4 bersinyal. Simpang Gemblegan terdiri dari 4 fase, fase pertama dari arah Utara (Jl.Komondor Yos Sudarso), fase kedua dari arah Barat (Jl.Veteran), fase ketiga dari arah Selatan (Jl.Komondor Yos Sudarso) dan fase keempat dari arah Timur (Jl.Veteran). Simpang Gading terdiri dari 4 fase, fase pertama dari arah Utara (Jl.Kasunanan), fase kedua dari arah Barat (Jl.Veteran), fase ketiga dari arah Selatan (Jl.Brigadir Jenderal Sudiarto) dan fase keempat dari arah Timur (Jl.Veteran). Simpang Baturono terdiri dari 3 fase, fase pertama dari arah Timur (Jl.Veteran), fase kedua dari arah Utara (Jl.Kapten Mulyadi) dan fase ketiga dari arah Barat (Jl.Veteran). Perhitungan ini diharapkan dapat mengetahui kinerja simpang bersinyal Gemblegan, Gading, dan Baturono berdasarkan metode MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) 1997 dan melakukan desain ulang simpang untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik. Perhitungan ini berdasarkan metode MKJI 1997. Data dalam perhitungan ini berdasarkan dari data primer yaitu data yang diambil secara langsung di lapangan, meliputi: data geometri, arus kendaraan, jarak dari garis henti ke tititk konflik masing-masing untuk kendaraan berangkat dan datang. Kinerja yang diukur berdasarkan metode MKJI 1997 adalah: Derajat Kejenuhan (Degree of Saturation/DS), Panjang Antrian (Que Length/QL) dan Tundaan (Delay/D). Hasil perhitungan di peroleh kinerja pada simpang bersinyal Gemblegan, DS pada pendekat Utara sebesar 0,890, pendekat Selatan 0,881, pendekat Timur 0,895, dan pendekat Barat 0,883, untuk QL (U) = 87m, QL (S) = 148m, QL (T) = 148m QL (B) = 120m, selain itu juga terjadi Tundaan rata-rata 71,22det/smp. Pada simpang bersinyal Gading, DS pada pendekat Utara sebesar 0,873, pendekat Selatan 0,837, pendekat Timur 0,834, dan pendekat Barat 0,852, untuk QL (U) = 59m, QL (S) = 103m, QL (T) = 117m QL (B) = 104m, selain itu juga terjadi Tundaan rata-rata 56,17 det/smp. Pada simpang bersinyal Baturono, DS pada pendekat Utara sebesar 0,891, pendekat Timur 0,875, dan pendekat Barat 0,893, untuk QL (U) = 155m, QL (T) = 80m QL (B) = 172m selain itu juga terjadi Tundaan rata-rata 54,39 det/smp. Hasil perhitungan desain ulang kinerja pada ketiga simpang tersebut didapatkan Derajat Kejenuhan sebesar 0,430-0,814, dari hasil tersebut maka tingkat kinerja pada ketiga simpang tersebut masih bisa dikatakan baik. Menurut MKJI 1997 derajat kejenuhan mendekati 0,85 (DS >0,85), maka diperlukan evaluasi Kinerja. Kata Kunci: Fase, Kinerja, MANAJEMEN.