Abstrak


Tugas Dan Fungsi Abdi Dalem Harya Leka Dalam Penanggalan Jawa Di Keraton Kasunanan Surakarta Pada Masa Pakubuwana X


Oleh :
Dian Sartikasari - C0507016 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

Penelitian ini membahas Tugas dan Fungsi Abdi Dalem Harya Leka dalam Penanggalan Jawa Pada Masa Pakubuwanan X. Rumusan masalah penelitian ini adalah struktur birokrasi Keraton Kasunanan pada masa Pakubuwana X, kehidupan abdi dalem harya leka di Keraton Kasunanan Surakarta pada masa pemerintahan Pakubuwana X, dan peranan abdi dalem Harya Leka dalam tradisi penanggalan di Keraton Kasunanan pada masa Pakubuwana X. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahapan heuristik (teknik pengumpulan data). Data yang diperoleh dikritik (intern dan ekstern). Kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan deskriptif analisis, yaitu menggambarkan suatu fenomena beserta ciri-cirinya yang terdapat dalam fenomena tersebut berdasarkan fakta-fakta yang tersedia. Analisa data ini diperoleh dari dokumen, studi pustaka, dan wawancara, lalu disusun dalam sebuah historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa abdi dalem Harya Leka sebagai bagian dari kelompok abdi dalem di Kasunanan Surakarta memiliki peranan penting dalam proses penyelenggaraan tradisi yang bersifat sakral. Tugas yang di emban oleh abdi dalem Harya Leka terfokus pada perhitungan penanggalan Jawa untuk menentukan pelaksanaan upacara keagamaan (hari raya Islam, seperti: Maulud Nabi, Idul Fitri, Idul Adha), serta penghitungan penanggalan Jawa yang berhubungan dengan ilmu perbintangan, tanggalan, dan sejenis perhitungan hari atau pun tahun Jawa. Selain melakukan perhitungan untuk penentuan pelaksanaan suatu upacara, para abdi dalem Harya Leka juga melakukan perhitungan dalam menggunakan candrasengkala. Sengkalan dapat dipakai dalam berbagai aspek kehidupan, misalnya untuk memperingati kelahiran dan kematian, memperingati berdirinya atau jatuhnya suatu kerajaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pentingnya penanggalan Jawa untuk keraton yaitu setiap pelaksanaan upacara tradisi keraton, segala sesuatunya harus diperhitungkan terlebih dahulu berdasarkan makna filosofi penanggalan Jawa. Peranan abdi dalem Harya Leka tampak semakin nyata dengan adanya pelimpahan kekuasaan dari raja untuk memimpin dan bertanggung jawab penuh terhadap lestarinya penanggalan Jawa. Dalam melakukan petungan tahun Jawa untuk menentukan upacara tradisi di Keraton Kasunanan, abdi dalem Harya Leka menggunakan penerapan ilmu Sultan Agung yang dilandasi oleh pengetahuan terhadap ajaran Islam dan nilai kejawen, seperti: penentuan awal puasa dan awal bulan Syawal, sedangkan perhitungan baik dan buruknya hari, tanggal, bulan, tahun, pranata mangsa, wuku yang dilukiskan dalam lambang dan watak merupakan catatan leluhur berdasarkan pengalaman baik buruk yang dicatat dalam primbon. Meskipun kebenarannya tidak mutlak namun sedikitnya patut menjadi perhatian sebagai jalan mencapai keselamatan dan kesejahteraan hidup lahir