Abstrak


Pengaruh Macam Akselerator Terhadap Nilai Nutrisi Silase Rumput Kolonjono (Brachiaria Mutica) Ditinjau Dari Nilai Kecernaan Dan Fermentabilitas Silase Dengan Teknik In Vitro


Oleh :
Isnia Budi Kurnianingtyas - H0508010 - Fak. Pertanian

Hijauan merupakan pakan utama bagi ruminansia. Ketersediaan pakan hijauan perlu diperhatikan baik secara kualitas maupun kuantitasnya untuk meningkatkan produktivitas ternak khususnya ruminansia. Salah satu jenis hijauan yang dipergunakan sebagai pakan bagi ruminansia adalah rumput kolonjono (Brachiaria mutica). Rumput kolonjono memiliki beberapa keunggulan diantaranya produktivitasnya yang tinggi, kandungan nutrien yang cukup dan disukai ternak (palatable), akan tetapi produktivitas dari rumput kolonjono sangat dipengaruhi oleh musim. Usaha yang dilakukan untuk mengantisipasi kekurangan hijauan pada musim kemarau dan melimpahnya hijauan pada musim penghujan maka dilakukan usaha pengawetan hijauan dengan cara silase. Proses ensilase akan lebih optimal hasilnya apabila ditambah dengan akselerator, akselerator yang dipergunakan dapat berupa karbohidrat yang mudah larut seperti molases (ML), dedak padi (DP), dan tepung gaplek (TG). Kandungan karbohidrat mudah larut yang berbeda pada masing-masing akselerator akan mempengaruhi kualitas silase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam akselerator terhadap kualitas silase rumput kolonjono (Brachiaria mutica) ditinjau dari nilai kecernaan dan fermentabilitasnya dengan menggunakan teknik in vitro. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada bulan November 2011 sampai Januari 2012 di Laboratorium Ilmu Nutrisi Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Materi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah rumput kolonjono dan akselerator (dedak padi (DP), tepung gaplek (TG) dan molases (ML)), dan cairan rumen. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan empat perlakuan dan empat kali ulangan. Peubah yang diamati meliputi Koefisien Cerna Bahan Kering (KcBK), Koefisien Cerna Bahan Organik (KcBO), pH Cairan Rumen, Konsentrasi NH3 rumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akselerator berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap KcBK, KcBO, dan pH cairan rumen. Akan tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsentrasi NH3. Rata-rata KcBK Silase TA, Silase DP, Silase TG, Silase ML adalah 15,331; 17,403; 23,437; 20,227 (%), KcBO Silase TA, Silase DP, Silase TG, Silase ML adalah 17,629; 18,813; 24,277; 19,698 (%), pH cairan rumen Silase TA, Silase DP, Silase TG, Silase ML adalah 7,346; 7,294; 7,13; 7,11 dan konsentrasi NH3 rumen Silase TA, Silase DP, Silase TG, Silase ML adalah 2,108; 2,091; 2,096; 2,104 (mg/100ml). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa macam akselerator dapat meningkatkan nilai koefisien cerna bahan kering, koefisien cerna bahan organik dan menurunkan pH cairan rumen pada pembuatan silase rumput kolonjono. Tepung gaplek merupakan akselerator yang paling baik untuk pembuatan silase rumput kolonjono. Tingkat degradasi protein di dalam rumen pada masing-masing silase sama, sehingga konsentrasi amonia yang dihasilkan tidak berbeda nyata. Kata kunci: akselerator, silase RUMPUT KOLONJONO, in vitro, kecernaan, fermentabilitas