Abstrak


Penerapan Role Playing Berbasis Problem Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Diklat Kerjasama Dengan Kolega Dan Pelanggan Kelas X-Ap1 Smk Muhammadiyah 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012


Oleh :
Nuradin Fahrianto - K7407198 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan kemampuan berpikir kritis siswa dengan penerapan metode pembelajaran bermain peran (role playing) melalui pendekatan berbasis problem (problem based approach) pada mata diklat kerjasama dengan kolega dan pelanggan kelas X-AP1 SMK Muhammadiyah 2 Karanganyar. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-AP1 SMK Muhammadiyah 2 Karanganyar tahun ajaran 2011/2012, yang berjumlah 40 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan berupa: (a) observasi, (b) wawancara, (c) tes, dan (d) dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi dan interprestasi, dan (d) analisis dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran role playing berbasis problem dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini terbukti pada siklus I dan siklus II keaktifan dan prestasi belajar siswa terus meningkat. Sebelum diterapkan metode pembelajaran role playing berbasis problem nilai rata-rata kelas adalah 67 atau dengan persentase 45%. Sedangkan keaktifan siswa pada aspek visual activities 52,5%, oral activities 15%, listening activities 65%, writing activities 52,5%, motor activities 62,5%, mental activities 50% dan emotional activities 55%. Pada siklus I kemampuan berpikir kritis siswa yang dilihat dari prestasi belajar mengalami peningkatan yaitu dengan nilai rata-rata 71,40 atau dengan persentase 55%. Sedangkan keaktifan siswa pada aspek visual activities 86,25%, oral activities 76,25%, listening activities 87,5%, writing activities 70%, motor activities 86,25%, mental activities 85% dan emotional activities 77,5%. Pada siklus II kemampuan berpikir kritis yang dilihat dari prestasi belajar diperoleh peningkatan rata-rata menjadi 77,65 atau dengan persentase 80%. Sedangkan keaktifan siswa pada aspek visual activities, oral activities, listening activities, writing activities motor activities, mental activities dan emotional activities mencapai 100%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode pembelajaran role playing berbasis problem dapat ditingkatkan keaktifan dan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata diklat kerjasama dengan kolega dan pelanggan.