Abstrak
Perkecambahan dan pertumbuhan gulma bayam duri (amaranthus spinosus l.) pada pemberian ekstrak kirinyuh (chromolaena odorata (l.) r. m. king & h.e. rob.)
Oleh :
Erna Susilowati - M0408058 - Fak. MIPA
Tumbuhan kirinyuh diduga memiliki potensi untuk digunakan sebagai
bioherbisida berdasarkan senyawa alelopati yang dihasilkan. Kirinyuh
mengandung senyawa terpen, fenol dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh ekstrak tumbuhan kirinyuh (Chromolaena odorata (L). R.
M. King & H.E. Rob) terhadap perkecambahan dan pertumbuhan gulma bayam
duri (Amaranthus spinosus L).
Penelitian disusun dalam Rancangan Acak lengkap (RAL) dengan perlakuan 2
faktor yaitu sumber ekstrak (ekstrak daun tua dan akar) dan variasi konsentrasi
ekstrak (0%, 25%, 50%, 75%, 100%) dengan variabel yang diukur yaitu
perkecambahan meliputi persentase perkecambahan, waktu perkecambahan, dan
pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, berat basah, berat kering, panjang akar,
rasio akar tajuk, kadar klorofil dan karotenoid bayam duri. Data dianalisis dengan
ANAVA, apabila terdapat beda nyata antar perlakuan diuji lanjut dengan DMRT
pada taraf kepercayaan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun tua dan akar
kirinyuh berpengaruh secara nyata terhadap perkecambahan dan pertumbuhan
bayam duri. Penghambatan perkecambahan tertinggi pada konsentrasi 100%.
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak kirinyuh, semakin meningkat penghambatan
perkecambahan bayam duri. Semua parameter pertumbuhan bayam duri (tinggi
tanaman, berat basah, berat kering, panjang akar, rasio akar tajuk, kadar klorofil
dan karotenoid) kecuali luas daun dipengaruhi pemberian ekstrak daun tua dan
akar kirinyuh. Ekstrak daun tua lebih menghambat perkecambahan dan
pertumbuhan dibandingkan ekstrak akar