Abstrak


Kajian sosiologi sastra dan nilai-nilai pendidikan dalam novel ranah 3 warna karya ahmad fuadi


Oleh :
Naning Prahesti - K1208105 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) struktur novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi; (2) faktor-faktor yang mendorong penulis menciptakan novel Ranah 3 Warna dilihat dari sudut pandang sosiologi sastra; dan (3) nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi. Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif. Metode dan pendekatan yang digunakan adalah metode content analysis dan pendekatan sosiologi sastra. Sumber data adalah novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi, dokumen dan informan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik catat. Uji validitas data yang digunakan adalah triangulasi teori dan sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis mengalir. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa novel Ranah 3 Warna bertema perjuangan seseorang untuk mencapai cita-citanya dengan doa dan kerja keras. Tokoh utamanya adalah Alif Fikri dan tokoh utama tambahan yaitu Amak, Ayah, Randai, Raisa, Wira, Agam, Memet, Togar, Rusdi, Franc, Ferdinand, Mado, Rob. Alur dalam novel Ranah 3 Warna adalah alur campuran. Latar tempat terjadi di Bukittinggi, Ponorogo, Bandung, Yordania, dan Kanada. Latar waktu menunjuk pada waktu kejadian ketika Alif memasuki bangku kuliah. Latar sosial menerangkan latar belakang cerita mengenai berbagai filosofi hidup yang diajarkan di pesantren. Latar budaya menggambarkan budaya lokal sumatera barat dan daerah-daerah di nusantara serta budaya berburu di Kanada. Sudut pandang dalam novel Ranah 3 Warna menggunakan sudut pandang orang pertama akuan serba tahu. Dalam penulisan novel Ranah 3 Warna, awalnya pengarang terinspirasi dari kegiatan ibunya yang suka menulis buku diary. Judul Ranah 3 Warna merupakan representasi 3 tempat yaitu Bandung, Yordania, dan Kanada. Novel Ranah 3 Warna diilhami dari kisah-kisah dan pengalaman nyata yang dialami oleh pengarangnya sendiri. Alasan pengarang menulis novel tersebut adalah agar tulisan yang ia tulis dan berasal dari kisahnya bermanfaat bagi orang lain. Pengarang tidak menemukan banyak kendala dalam proses penulisan karena isi dari novel tersebut berasal dari kisah nyata yang sebagian dialami oleh penulisnya sendiri. Nilai pendidikan moral dalam novel ini meliputi kewajiban menuntut ilmu, tidak putus asa, berbakti pada orang tua, menjaga sikap dan menjaga nama baik. Nilai pendidikan religius meliputi tekad kuat, ikhlas, sabar, kerja keras, berprasangka baik, dan bersyukur. Sedangkan nilai pendidikan sosial meliputi sikap saling menghargai, persaudaraan, membela kepentingan bangsa, dan bermanfaat bagi orang lain.