Abstrak
Hubungan gejala visual terhadap infeksi patogen fusarium oxysporum f. Sp. Cepae pada benih bawang putih
Oleh :
Yuan Harnawan Pamungkas - H0708160 - Fak. Pertanian
Bawang putih merupakan komoditas pertanian penting, namun produksi bawang putih dalam negeri belum dapat memenuhi permintaan pasar. Masalah yang dihadapi dalam budidaya bawang putih adalah penyakit busuk pangkal yang disebabkan Fusarium oxysporum f. sp. cepae (FOCe) yang merupakan penyebab berkurangnya hasil bawang putih, selama di lahan maupun selama penyimpanan. Infeksi jamur tersebut dapat melalui FOCe yang terbawa benih. Oleh karena itu, perlu penelitian tentang aspek pengelompokan gejala visual bawang putih melalui pengujian benih. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara gejala visual dengan persentase benih bawang putih yang terinfeksi FOCe.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Tawangmangu, Karanganyar mulai Februari 2012 sampai Juli 2012. Penelitian dilaksanakan dengan tiga tahapan, yaitu pengujian benih tanpa dipotong, pengujian benih dipotong melintang 2 bagian, dan pengujian benih dipotong melintang 4 bagian. Setiap unit perlakuan 20 benih diletakkan secara menyebar dengan jarak sama. Analisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dilakukan setelah didapatkan intensitas penyakit melalui persentase perbandingan jumlah benih yang diidentifikasi busuk FOCe dengan jumlah benih keseluruhan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala visual sangat menentukan persentase benih bawang putih yang terinfeksi FOCe, namun demikian benih yang tidak bergejala masih menunjukkan persentase benih yang terinfeksi FOCe. Patogen FOCe pada bawang putih yang terbawa benih memiliki potensi gejala yang cukup besar dilihat dari hasil yang ditunjukkan oleh masing-masing varietas yang telah diuji. Nilai Area Under the Disease Progress Curve pengujian benih tanpa dipotong pada varietas Tawangmangu Baru sebesar 603,47, Lumbu Hijau sebesar 551,04, Lumbu Kuning 517,01, dan pada Bawang Jawa sebesar 421,88. Pengujian benih yang dilakukan pemotongan bagian (ujung dan pangkal) dapat meningkatkan efektivitas deteksi FOCe yang terbawa benih. Hasil survei menunjukkan bahwa petani bawang putih di Tawangmangu masih sedikit yang mengetahui penyakit busuk pangkal bawang putih yang disebabkan oleh FOCe terbawa benih.