Abstrak
Perilaku model tereduksi struktur rel kereta api dengan perkuatan geosintetik dan cerucuk kayu di bawah ballast dengan analisis plaxis 3d foundation v 1.6
Oleh :
Anjar Wido Wicaksono - I0108063 - Fak. Teknik
Struktur rel kereta api merupakan prasarana utama dalam industri perkeretaapian.
Oleh karena itu, perlu dijaga keamanan dan kenyamanannya untuk mengurangi
tingkat kecelakaan seperti anjloknya kereta api. Hal tersebut mungkin terjadi
apabila struktur rel tersebut berada di atas tanah lunak. Rendahnya daya dukung
dari tanah lunak menjadi salah satu penyebab rusaknya struktur rel tersebut.
Pemanfaatan geosintetik dan cerucuk adalah salah satu solusi untuk
menanggulangi hal tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perilaku
struktur rel kereta api di atas tanah lunak dengan memanfaatkan geosintetik dan
cerucuk ditinjau dari besar penurunan yang terjadi.
Penelitian ini merupakan penelitian skala kecil uji model laboratorium dengan uji
pembebanan statis repetitif (perulangan tiap titik pemberhentian) terhadap model
struktur rel kereta api tereduksi. Hasilnya kemudian dikontrol dengan simulasi
program PLAXIS 3D FOUNDATION v 1.6.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada semua posisi pembebanan, tanah
lunak dengan perkuatan geosintetik dan cerucuk mampu mengurangi penurunan
sebesar 51,42% - 70,989% dibandingkan tanah lunak tanpa perkuatan. Bila
dibanding dengan pasir, mampu mengurangi penurunan sebesar 20,746% -
21,46% di posisi ujung. Sedang di posisi tengah, mempunyai selisih penurunan
sebesar 19,745% - 24,32%. Dari hasil PLAXIS 3D FOUNDATION v 1.6, tanah
lunak dengan perkuatan geosintetik dan cerucuk mampu mengurangi penurunan
sebesar 56,563% - 62,81% dibandingkan tanah lunak tanpa perkuatan, dan lebih
kecil 27,834% - 36,582% dari tanah pasir. Sementara hasil validasi dengan
program tersebut menunjukkan nilai penurunan di bawah beban mempunyai
selisih hingga mencapai 38,43% pada tanah dasar pasir, 58,41% pada tanah lunak
tanpa perkuatan dan 47,54% pada tanah lunak dengan perkuatan geosintetik dan
cerucuk. Pembebanan secara berulang (siklus pulang-pergi) membuat kondisi
tanah dasar cenderung kurang stabil.