;

Abstrak


Strategi guru dalam membelajarkan matematika pada sub pokok bahasan sifat-sifat bangun datar kepada anak tunarungu (studi kasus pada siswa kelas v slb-b yrtrw surakarta)


Oleh :
Herlina Hidayati - S851102016 - Sekolah Pascasarjana

Anak tunarungu adalah mereka yang kehilangan pendengaran baik sebagian maupun tuli menyeluruh yang menyebabkan pendengarannya tidak memiliki nilai fungsional di dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dengan keadaan seperti itu, tentu mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran khusus untuk membelajarkan matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan. Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Strategi pembelajaran mencakup penggunaan metode, teknik dan taktik dalam proses pembelajaran, sedangkan scaffolding adalah dukungan tahap demi tahap untuk belajar dan pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan cara guru membelajarkan materi sifat-sifat bangun datar dan bagaimana cara guru memberikan scaffolding kepada siswa tunarungu kalas V SLB-B YRTRW Surakarta yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah purposive sampling. Subjek penelitian ini adalah satu orang guru matematika kelas V SLB-B YRTRW Surakarta. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang digunakan guru dalam membelajarkan matematika pada sub pokok bahasan sifat-sifat bangun datar yang meliputi penggunaan metode dan teknik terlihat sama seperti pembelajaran di sekolah pada umumnya, tetapi dari segi taktik terlihat sangat berbeda. Guru menggunakan berbagai macam taktik diantaranya ketika membuka pelajaran guru memimpin berdoa dengan memberi aba-aba menepuk tangan secara berulang-ulang. Menyuruh siswa mengumpulkan PR dengan cara berdiri di depan siswa dan mengulang-ulang apa yang dibicarakannya. Mengabsen siswa dengan cara menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku siswa yang tidak masuk dengan memperjelas mimik bicaranya. Menunjuk siswa yang perhatiannya belum terfokus pada pelajaran dengan menghampiri siswa tersebut dan menepuk tubuhnya kemudian memberikan pertanyaan. Melatih siswa untuk berbicara dengan cara menunjuk siswa lain untuk memberikan contoh apabila masih belum bisa guru mendekati siswa tersebut dan melatih berbicara secara langsung dengan memperjelas mimik berbicaranya dan dilakukan secara berulang-ulang. Mengajukan pertanyaan mengenai pelajaran yang lalu dengan memegang gambar bangun datar kemudian ditunjukkan ke arah semua siswa dengan mimik berbicara yang diperjelas dan pertanyaan diucapkan secara berulang-ulang yang diikuti gerakan isyarat. Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan cara pelan-pelan dengan mimik berbicara diperjelas dan diucapkan secara berulang-ulang. Ketika inti pelajaran guru menyampaikan materi dengan menulis judul dan menggambar bangun di papan tulis dengan memberikan keterangan pada gambar secara detail. Mengenalkan bangun datar dengan cara menunjukkan gambar kemudian menunjuk tulisan di papan tulis. Gambar ditunjukkan ke arah semua siswa dengan cara memegang gambar tersebut. Melakukan tanya jawab dengan siswa dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dengan menggunakan gambar bangun datar dan untuk siswa yang tidak bisa berbicara guru memberikan pertanyaan dengan cara berhadapan dan pertanyaan diucapkan secara berulang-ulang dengan memperjelas mimik bicaranya dan menulis soal di papan tulis. Mengenalkan sisi yang berhadapan dan berpasangan pada bangun datar dengan contoh praktek nyata dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menyuruh empat siswa maju ke depan dan membentuk posisi yang berhadapan dan berpasangan dengan menjelaskan kepada siswa bahwa yang dimaksud berhadapan dan berpasangan itu seperti yang mereka praktekkan tersebut. Ketika menutup pelajaran guru membuat simpulan pelajaran dengan membimbing siswa untuk mengulangi pelajaran dengan cara berdiri di sebelah papan tulis dan jari menunjuk sifat-sifat yang telah di tulis. Memberikan PR kepada siswa, soal yang diberikan adalah soal yang sudah ada pada buku LKS tetapi guru menuliskan kembali di papan tulis halaman dan nomor soal. Sedangkan cara guru dalam pemberian scaffolding terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan diantaranya dengan menuliskan kembali soal di papan tulis dan menyuruh siswa membaca kembali soal dengan menunjuk soal secara berulang-ulang. Untuk siswa yang kurang memahami soal guru menggaris bawahi inti soal yang sudah ditulis dan memberikan contoh di buku siswa. Membimbing siswa secara individu dengan memeriksa pekerjaan siswa dengan memberikan petunjuk langkah-langkah mengerjakannya secara runtut dengan memberikan contoh mengukur, menggambar dan memberikan keterangan pada gambar secara lengkap. Setelah selesai mengerjakan guru mengajak siswa untuk membahas soal dengan menunjuk salah satu siswa ke depan atau hanya dengan dengan membacakan soal dengan menunjuk soal yang ada di buku kemudian siswa menjawab secara lisan.