Abstrak


Pengaruh Perbedaan Penggunaan Gelatin dan Maltodekstrin Pati Sagu sebagai Bahan Pengikat terhadap Sifat Fisik dan Profil Disolusi Tablet Parasetamol


Oleh :
Satwika Ardiningtyas - M3509058 - Fak. MIPA

Tablet parasetamol merupakan bentuk sediaan obat yang biasa digunakan oleh masyarakat apabila mengalami demam dan sakit kepala. Bahan tambahan yang masih diragukan kehalalannya adalah gelatin yang biasanya digunakan sebagai bahan pengikat. Maltodekstrin pati sagu merupakan produk modifikasi dari hidrolisis pati sagu yang tidak sempurna bertujuan untuk menghasilkan atau memperbaiki beberapa sifat pati yang kurang baik sebagai bahan pengikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan penggunaan gelatin dan maltodekstrin pati sagu terhadap sifat fisik dan profil disolusi tablet parasetamol. Pembuatan tablet dilakukan dengan metode granulasi basah menggunakan bahan pengikat maltodekstrin pati sagu yang dibandingkan dengan gelatin pada konsentrasi yang sama, yaitu 10%. Setiap formula dilakukan uji sifat fisik granul dan tablet serta uji disolusi. Data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan statistik menggunakan shapiro wilk dan uji t-independent serta dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan sifat fisik tablet dengan menggunakan bahan pengikat maltodekstrin pati sagu dibandingkan gelatin yaitu kekerasan, kerapuhan, waktu hancur dan profil disolusi tablet. Nilai kekerasan tablet pada F1 yaitu 6,935 kg dan F2 yaitu 5,827 kg; kerapuhan tablet pada F1 yaitu 0,50% dan F2 yaitu 0,77%; waktu hancur pada F1 yaitu 9,01 menit dan F2 yaitu 4,97 menit. Profil disolusi kedua formula tidak memenuhi persyaratan Q-30 yaitu kadar parasetamol yang terdisolusi mencapai 80%, kadar ini tidak tercapai pada F1 sedangkan F2 tercapai pada menit ke-60. Kata kunci : Tablet parasetamol, maltodekstrin pati sagu, sifat fisik tablet, profil disolusi