Abstrak


Strategi Pengembangan Produk Unggulan Beras Organik Melalui Konsep Ovop (One Village One Product) Berbasis Koperasi Di Kabupaten Karanganyar


Oleh :
Inneke Dita Anugraheni - H0808112 - Fak. Pertanian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor internal dan faktor eksternal, alternatif strategi dan prioritas strategi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif analitis dan teknik survei.Metode pengambilan daerah penelitian dilakukan secara sengaja. Teknik analisis data menggunakan analisis faktor intenal dan faktor eksternal dengan matrik IFE dan matrik EFE. Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix). Faktor internal yang menjadi kekuatan: lahan sawah potensial yang luas, motivasi petani yang tinggi dalambudidaya padi organik, adanya fasilitas pemasaran beras organik, adanya promosi untuk pengenalan produk beras organik, koperasi produsen menyediakan berbagai sarana produksi, penelitian dan pengecekan pada lahan organik yang telah tersertifikasi, pembinaan dari Balai Penyuluh Pertanian, adanya Asosiasi Petani Organik (APPO), SOP (Standart Operating Procedure) pada on-farm dan pinjaman modal dari koperasi induk kepada koperasi produsen. Faktor internal yang menjadi kelemahan: terbatasnya lahan beras organik yang tersertifikasi organik SNI, jumlah produk beras organik masih terbatas, kemasan dan pelabelan produk beras organik masih sederhana, belum ada kebijakan yang tegas dari pemerintah pada budidaya padi organik, koordinasi antar dinas terkait yang masih lemah, kurangnya optimalnya kerja Petugas Penyuluh Pertanian, peran koperasi produsen OVOP belum maksimal, tidak semua petani padi organik tergabung dalam koperasi produsen OVOP, dibutuhkan waktu yang lama untuk mendorong petani menuju organik, pengetahuan petani mengenai pasar dan beras organik masih rendah. Faktor eksternal yang menjadi peluang: terbukanya pasar beras organik di luar daerah/kabupaten, tingginya permintaan beras organik, harga produk beras organik lebih mahal, adanya gaya hidup baru Back To Nature, peningkatan pengunjung wisata setiap tahun, adanya program pemerintah provinsi (Koperasi dan UMKM) melalui OVOP, bantuan fasilitas/teknologi dari OVOP Provinsi Jawa Tengah dan adanya program gerakan pertanian organik (Go Organic). Faktor eksternal yang menjadi ancaman: ketersediaan pupuk anorganik yang banyak dipasar, persepsi konsumen akan produk beras organik masih rendah, posisi tengkulak yang lebih kuat dari petani, standarisasi pupuk organik belum jelas, subsidi pupuk organik sama besarnya dengan pupuk anorganik, lokasi budidaya padi organik belum menjadi kesatuan daerah budidaya, tahap konversi lahan anorganik menjadi lahan organik membutuhkan waktu lama dan munculnya produk beras organik dari daerah lain. Alternatif strategi yang dihasilkan: pengoptimalan kapasitas produksi dan mutu beras organik yang tersertifikasi, membangun Brand Image produk beras organik melalui pameran, stand di lokasi wisata, dan melakukan pemetaan daerah yang paling berpotensi dalam produksi beras organik. Prioritas strategi yang dihasilkan: pengoptimalan kapasitas produksi dan mutu beras organik yang tersertifikasi (TAS 5,643632).