Abstrak


Penggunaan Media Model Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengidentifikasi Rangka Manusia Pada Mata Pelajaran Ipa Siswa Kelas Iv Sdn Tegaldowo 2 Gemolong Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011


Oleh :
Umi Rohmatun Fadhilah - K7106046 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan proses penggunaan media model dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi rangka manusia pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Tegaldowo 2 Gemolong Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dan (2) meningkatkan kemampuan mengidentifikasi rangka manusia pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Tegaldowo 2 Gemolong Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 menggunakan media model. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN Tegaldowo 2 Gemolong, Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010 / 2011 terdiri dari 16 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, pada setiap siklus terdapat dua kali pertemuan. Setiap siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi rangka manusia sehingga hasil belajar IPA siswa meningkat, diadakan tes awal sebelum tindakan dan tes pada setiap akhir pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi data dan validitas isi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA kelas IV semester 1 dengan menggunakan media model pada materi rangka manusia dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi rangka manusia. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 68,88 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 50%, siklus I nilai rata-rata kelas 70 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 68,75% dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 74,44 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 87,5%. Dengan demikian secara klasikal, pembelajaran telah mencapai ketuntasan belajar.