Abstrak


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Sektor Non Pertanian di Kabupaten Karanganyar


Oleh :
Agung Prasetyo - H0808003 - Fak. Pertanian

ABSTRAK Secara nasional sumberdaya pertanian mempunyai peranan penting dalam memproduksi bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat. Namun, pada perkembangannya luas lahan sawah di Indonesia semakin menyusut, salah satu penyebabnya adalah konversi (alih fungsi) lahan pertanian menjadi non pertanian. Masalah konversi lahan yang semakin meningkat akan membawa dampak semakin sempitnya lahan pertanian, hal ini disebabkan sebagian besar lahan pertanain berubah fungsi ke sektor non pertanian seperti untuk industri, perumahan dan komplek perkantoran. Perkembangan sektor non pertanian yang semakin meningkat membutuhkan lahan yang tidak sedikit, maka untuk memenuhi kebutuhan lahan tersebut dilakukan dengan mengkonversi lahan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat perkembangan alih fungsi lahan pertanian (sawah dan tegal) ke sektor non pertanian di Kabupaten Karanganyar, dan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian ke sektor non pertanian di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survey. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive di Kabupaten Karanganyar. Penarikan sampel menggunakan metode judgment sampling sebanyak 40 responden dari empat kecamatan yaitu Kecamatan Colomadu, Kebakkramat, Gondangrejo dan Tasikmadu. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda (Ordinary least Square). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa secara parsial laju tingkat perkembangan rata-rata lahan sawah -0.31% per tahun dan tingkat perkembangan rata-rata luas lahan tegal 0,45% per tahun dan secara kontinu sejak tahun 1996-2010, laju tingkat perkembangan alih fungsi lahan sawah dan lahan tegal di Kabupaten Karanganyar sebesar -2.73% dan 0.55%. Artinya terjadi alih fungsi lahan sawah ke sektor non pertanian di Kabupaten Karanganyar, kemudian sebagai bagian dari proses alih fungsi lahan sawah tersebut, luas lahan tegal akan meningkat sebagai akibat pengurusan proses pengeringan (IPPT) dan izin mendirikan bangunan (IMB). Akan tetapi luas lahan tegal tersebut akan menurun sebagai akibat pemberian ijin pembangunan (IP) dan IMB. Berdasarkan analisis regresi linier berganda (Ordinary least Square) dengan taraf kepercayaan 95% dapat diketahui adanya hubungan yang sangat signifikan antara luas lahan sawah dan tegal dengan PDRB, panjang jalan, sewa lahan dan kebijaksanaan pemerintah untuk mencegah alih fungsi lahan, secara individu luas lahan sawah di Kabupaten Karanganyar dipengaruhi oleh sewa lahan sawah dan secara individu luas lahan tegal di Kabupaten Karanganyar dipengaruhi oleh PDRB dan panjang jalan.