Abstrak


Penggunaan metode analytical hierarchy process (ahp) untuk penilaian risiko lontaran piroklastik di lereng timur gunungapi merapi Tahun 2012


Oleh :
Danang Tri Wibowo - K5408023 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui bahaya lontaran piroklastik jatuhan di daerah penelitian. (2) Mengetahui kerentanan masyarakat di daerah penelitian. (3) Mengetahui keberadaan penduduk dan sarana sosial ekonomi masyarakat di daerah penelitian. (4) Mengetahui kapasitas masyarakat di daerah penelitian. (5) Mengetahui tingkat risiko lontaran piroklastik di daerah penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP). Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling digunakan untuk memilih memilih masyarakat yang akan dijadikan narasumber di setiap desa yang diteliti. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi, observasi langsung, dan wawancara. Hasil penelitian ini adalah : (1) Tingkat bahaya di daerah penelitian didominasi oleh tingkat bahaya rendah yang terdiri dari delapan desa (47,05 %), tingkat bahaya tinggi yang terdiri dari enam desa (35,29 %), dan tingkat bahaya sedang terdiri dari tiga desa (17,64 %) yang dipengaruhi oleh jarak desa dari pusat erupsi, jenis dan ukuran piroklastik jatuhan yang mencapai desa, ketebalan endapan piroklastik, serta dampak yang ditimbulkan yaitu kesulitan air bersih dan kerusakan lahan pertanian. (2) Tingkat kerentanan di daerah penelitian didominasi oleh tingkat kerentanan rendah yang terdiri dari sepuluh desa (58,8 %), tingkat kerentanan sedang yang terdiri dari lima desa (29,41 %), dan tingkat kerentanan tinggi yang terdiri dari dua desa (11,76 %) yang dipengaruhi oleh jumlah penduduk usia rentan, sikap dan partisipasi masyarakat, ketersediaan air bersih, kondisi bangunan, akses jalan dan alat transportasi, serta kesejahteraan masyarakat. (3) Tingkat keberadaan di daerah penelitian didominasi oleh tingkat keberadaan rendah yang terdiri dari sembilan desa (52,94 %), tingkat keberadaan tinggi yang terdiri dari empat desa (23,52 %) dan tingkat keberadaan sedang yang terdiri dari empat desa (23,52 %) yang dipengaruhi oleh kepadatan penduduk, keberadaan sarana social ekonomi, infrastruktur sarana air bersih, dan kekayaan desa. (4) Tingkat kapasitas di daerah penelitian didominasi oleh tingkat kapasitas tinggi yang terdiri dari delapan desa (47,05 %), kapasitas rendah yang terdiri dari lima desa (29,41 %), dan tingkat kapasitas sedang yang terdiri dari empat desa (23,52 %) yang dipengaruhi oleh kapasitas masyarakat, kapasitas institusional dan menejemen bencana, dan kapasitas ekonomi. (5) Tingkat risiko di daerah penelitian didominasi oleh tingkat risiko rendah yang terdiri dari sembilan desa (52,94 %), tingkat risiko sedang yang terdiri dari tujuh desa (41,17 %), dan tingkat risiko tinggi yang terdiri dari satu desa (5,88 %) yang dipengaruhi oleh tingkat bahaya, tingkat kerentanan, tingkat keberadaan, dan tingkat kapasitas desa. Kata kunci : AHP, penilaian risiko, bencana