Abstrak
Penerapan metode cost-plus mark up dalam penentuan harga jual produk ekspor pada tonny furniture di sukoharjo
Oleh :
Muhammad Fawzan - F3109050 - Fak. Ekonomi dan Bisnis
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah unutk memperoleh gambaran yang
lebih mendalam dan pemahaman mengenai perhitungan biaya dan penetuan harga
jual produk ekspor yang harus ditentukan oleh suatu perusahaan yang melakukan
kegiatan ekspor agar dapat bersaing di dalam memasuki pasar perdagangan
internasional dengan memperoleh laba ayng menjadi sasaran usaha. Metode yang
digunakan adalah studi kasus, yaitu mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisis
secara mendalam dengan memfokuskan pada suatu masalah. Data yang diogunakan
adalajh data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui
wawancara langsung pada pihak Tonny Furniture, yaitu pada bagian ekspor, kepala
bagian produksi dan staf atau keryawan Tonny Furniture, sedangkan data sekunder
diperoleh dari buku maupun bacaan lain.
Hasil penyusunan tugas akhir dapat disimpulkan bahwa komponen biayabiaya
ekspor yang dikeluarkan oleh Tonny Furniture terdiri dari : biaya pengadaan
(purchasing cost),biaya pemasaran dan administrasi umum (marketing and admin
cost), biaya pengolahan (handling charges), pajak ekspor (export taxes), rejection
ate, jasa pihak ketiga (third party services), dan biaya pengapalan (freight cost).
Metode yang digunakan oleh Tonny Furniture dalam menentukan harga jual produk
ekspor adalah dengan metode “ Cost plus mark up” (seller’s market price) yaitu
menentukan harga jual (HJ) ekspor atas dasar: Harga pokok + profit = Harga jual.
Hambatan-hambatan yang dihadapi Tonny Furniture dalam menentukan harga jual
espor antara lain ; nilai tukar rupiah (kurs) terhadap dollar (USD) tidak stabil,
sehingga hal tersebut menjadi pertimbangan diluar control perusahaan yang
berakibat sulit dalam memperkiraan fluktuasi dan menentukan harga jual produk,
harga bahan pembantu yang relatif naik sehingga keuntungan yang diperoleh
berkurang, Keadaan ekonomi negara yang kurang stabil yang berdampak pada
inflasi atas harga bahan pokok produksi. Tonny Furniture menerapkan incotern
2010 yang sesuai dengan apa yang telah menjadi kesepakatan antara Tonny
Furniture dengan pihak buyer atau pembeli. Akan tetapi term yang sering bahkan
disetiap transaksi ekspor, Tonny Furniture menggunakan term FOB (free on board).
Saran yang dapat penulis ajukan adalah alangkah lebih baik apabila
perusahaan Tonny Furniture lebih rinci dalam menentukan komponen-komponen
biaya ekspor, contoh ; pada biaya pemasaran dan administrasi umum (marketing
and admin cost) akan lebih baik jika perinciannya lebih mendetail sehingga setiap
pengeluaran biaya tersebut dengan mudah untuk di ketahui jumlah yang serinci
mungkin. Agar tidak terjadi kerugian yang dikarenakan kurs rupiah yang menguat
maka strategi hadging dan menyertakan biaya bank (bank charges) dan untuk
menanggulangi biaya bunga maka interest juga perlu di masukkan kedalam
perhitungan biaya.
Kata kunci : Cost plus mark up, free on board, profit