Abstrak
Analisis usahatani pembesaran ikan mas di kabupaten sragen
Oleh :
Friska Mariana Aritonang - H0808103 - Fak. Pertanian
Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian memegang
peranan penting bagi kehidupan. Salah satu subsektor yang memberikan kontribusi
besar dalam pembangunan pertanian adalah subsektor perikanan. Sub Sektor
perikanan merupakan sub sektor yang cukup berperan dalam perekonomian di
Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi sub sektor perikanan yang cukup
besar terhadap sektor pertanian di Indonesia. Pada tahun 2009 kontribusi sub sektor
perikanan sebesar 22,11%, pada tahun 2010 sebesar 19,37% dan pada tahun 2011
sebesar 19,98%. Kabupaten Sragen dikenal sebagai salah satu sentra perikanan di
Propinsi Jawa tengah dengan jumlah produksi ikan karamba yang besar. Jenis ikan
yang yang produksinya besar yaitu ikan mas pembesaran, oleh karena itu
diperlukan penelitian mengenai analisis usahatani pembesaran ikan mas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan,
keuntungan, tingkat profitabilitas, efisiensi serta resiko pada usahatani pembesaran
ikan mas di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Metode dasar penelitian
ini adalah deskriptif analitis. Penelitian dilakukan di Kecamatan Sumberlawang,
Kabupaten Sragen. Penentuan kecamatan yang dijadikan daerah sampel dilakukan
secara sengaja (purposive sampling), dengan pertimbangan di kecamatan tersebut
memiliki produksi ikan mas terbesar di Kabupaten Sragen. Pemilihan petani
responden menggunakan metode sensus yaitu semua petani ikan mas dijadikan
responden. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik
pengumpulan data dengan wawancara, pencatatan, dan observasi.
Analisis yang digunakan adalah analisis biaya, penerimaan, keuntungan dan
tingkat profitabilitas, efisiensi atau R/C Rasio serta analisis resiko. Hasil analisis
menunjukkan bahwa rata-rata biaya menghasilkan usahatani pembesaran ikan mas
di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen per usahatani per 4 bulan adalah
sebesar Rp 201.161.133 per 324,44 m2 (Rp 620.026 per m2), sedangkan
penerimaannya sebesar Rp. 244.323.026 per 324,44 m2 (Rp 753.060,74 per m2),
keuntungan yang diperoleh adalah Rp. 43.161.893 per 324,44 m2 (Rp 133.035 per
m2) dengan tingkat profitabilitas sebesar 0,21. Usahatani pembesaran ikan mas
tersebut telah dilakukan secara efisien, dengan nilai R/C Ratio sebesar 1,21 dan
memiliki resiko sebesar Rp. 85.557.317 dimana batas bawah keuntungannya
sebesar minus Rp 127.952.742. Hasil penelitian ini diharapkan supaya petani
mampu membuat pakan sendiri untuk mengurangi biaya dalam usahataninya dan
diharapkan pemerintah dapat memberikan penyuluhan secara rutin mengenai
pembuatan pakan alternative kepada petani pembesar melalui Dinas Perikanan.