Abstrak


Implementasi activity based costing system sebagai alternatif sistem penentuan harga pokok mebel pada perajin mebel desa serenan kecamatan juwiring kabupaten klaten


Oleh :
Endah Dwi Jayanti - K7408084 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) cara penentuan harga pokok mebel yang dilakukan oleh perajin mebel desa Serenan, (2) cara perhitungan harga pokok mebel dengan menggunakan activity based costing system pada perajin mebel desa Serenan, dan (3) mengetahui apakah ada perbedaan besarnya harga pokok mebel antara perhitungan yang dilakukan oleh perajin mebel desa serenan dengan perhitungan dengan metode activity based costing system. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling (sampel bertujuan), dimana sampel yang diambil tidak ditentukan pada jumlah sampel melainkan pada kualitas informasi yang dapat diperoleh dan dipandang memiliki data yang penting berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik validitas data yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data model interaktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) perajin mebel desa Serenan telah menerapkan perhitungan harga pokok pada setiap produk yang dihasilkan dari kegiatan produksinya dan telah menjadi rumusan yang cara perhitungannya adalah dengan menjumlahkan tiap komponen perhitungan harga pokok yang terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Perhitungan harga pokok produk Kursi Jepang yang dilakukan oleh bapak Supriyanto menghasilkan harga pokok senilai Rp102.000,00 per unit. (2) Perhitungan harga pokok Kursi Jepang dengan menggunakan metode activity based costing system dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap pertama, biaya ditelusur ke aktivitas yang menimbulkan biaya, pada tahap kedua, biaya dari setiap kelompok overhead ditelusuri ke produk, kemudian harga pokok produksi diperoleh dengan menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dibagi dengan jumlah unit produk yang dihasilkan. Perhitungan harga pokok Kursi Jepang menghasilkan perhitungan harga pokok per unit sebesar Rp 107.176,00. (3) Terdapat perbedaan antara perhitungan harga pokok Kursi Jepang dengan metode yang diterapkan perajin dengan menggunakan metode activity based costing system. Metode activity based costing system menghasilkan perhitungan harga pokok produksi yang lebih besar dibandingkan metode yang digunakan perajin mebel desa Serenan karena pada perhitungan activity based costing system, setiap biaya yang ditimbulkan oleh aktivitas produksi mebel secara keseluruhan diperhitungkan dengan jelas sehingga menghasilkan komponen biaya yang lebih banyak. Hal ini membuat harga pokok produksi yang dihasilkan mencerminkan penggunaan biaya yang sesungguhnya terjadi.