Abstrak
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Benang Dengan Metode Eoq Pada Departemen Weaving Ii Pt. Kusumahadi Santosa Karanganyar
Oleh :
Dwi Kurnia Wati - F3509020 - Fak. Ekonomi dan Bisnis
Persediaan selalu dibutuhkan oleh setiap perusahaan yang menghasilkan produk untuk menunjang jalannya proses produksi dalam suatu perusahaan. Dengan kebijakan pengadaan diharapkan proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Tanpa adanya persediaan perusahaan dihadapkan pada resiko bahwa suatu saat perusahaan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang mendadak. Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam pengalokasian modal kerja, kesalahan dalam pengalokasian modal kerja untuk persediaan akan mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.
Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, penulis menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity). Metode ini digunakan untuk menentukan kebutuhan bahan baku, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, jumlah pesanan yang optimal, persediaan pengaman (safety stock), pemesanan kembali (re order point), dan total biaya persediaan (total cost).
Hasil penelitian pengendalian persediaan bahan baku tahun 2011 menurut kebijakan perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan melakukan pembelian bahan baku tiap satu bulan sekali dengan jumlah yang berbeda. Perusahaan belum dapat menentukan Re Order Point (ROP). Menurut kebijakan perusahaan dapat diperoleh hasil bahwa frekuensi pembelian sebanyak 12 kali dalam satu tahun dengan pembelian bahan baku sebanyak 1.463,3 ball, serta biaya persediaan sebesar Rp. 12.943.155,14, sedangkan dengan pendekatan EOQ diperoleh hasil bahwa frekuensi pembelian adalah 9 kali dalam satu tahun dengan pembelian bahan baku sebanyak 1.861,49 ball, serta dapat dihasilkan total biaya persediaan sebesar Rp. 12.577.133,58 . Safety Stock (SS) sebesar 196,482 ball dan Re Order Point (ROP) sebesar 245,74 ball.
Berdasarkan penelitian tersebut sebaiknya perusahaan menggunakan metode EOQ dalam kebijakan pengadaan bahan baku agar perusahaan dapat melakukan pembelian bahan baku yang optimal dengan biaya yang minimal serta meminimalkan biaya persediaan bahan baku dan mengoptimalkan waktu pemesanan kembali yang harus dilakukan perusahaan.