;

Abstrak


Perbedaan jumlah Eosinofil, Neutrofil Sputum dan volume ekspirasi paksa detik pertama pada asma terkontrol sebagian dan tidak terkontrol terhadap pemberian Kalsitriol


Oleh :
Yudi Prasetyo - S500907031 - Sekolah Pascasarjana

Pendahuluan: Asma merupakan suatu inflamasi kronik saluran napas dengan beberapa elemen selular memegang peranan penting. Kalsitriol adalah metabolit aktif vitamin D yang dapat menghambat perkembangan penyakit autoimun, penyakit yang diperantarai sistem imun, dan infeksi sehingga diharapkan dapat mengurangi sel-sel inflamasi dan memperbaiki faal paru. Eosinofil dan neutrofil merupakan sel inflamasi yang berkaitan dengan gejala klinik asma dan dapat ditemukan dari pemeriksaan sputum. Nilai VEP1 dapat memberikan gambaran faal paru. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan jumlah eosinofil, neutrofil sputum dan VEP1 pada asma terkontrol sebagian dan tidak terkontrol terhadap pemberian kalsitriol. Metode: Penelitian ini memakai uji klinis quasi-experimental, consecutive sampling, pretest-postest. Subyek penelitian adalah penderita asma terkontrol sebagian dan tidak terkontrol yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi di poliklinik paru RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan April-Mei 2012. Variabel bebas adalah kalsitriol 2x0,25 μg dengan lama pemberian 14 hari, variabel tergantung adalah jumlah eosinofil, neutrofil sputum dan VEP1. Hasil: Subyek yang dianalisis 35 orang, rerata umur 44,43 ± 11,31 tahun, 12 laki-laki (34,2%) dan 23 perempuan (65,71%). Proporsi subyek menurut asma terkontrol sebagian 18 (51,4%) dan asma tidak terkontrol 17 (48,6%). Sebelum dan sesudah pemberian kalsitriol pada asma terkontrol sebagian didapatkan rerata eosinofil 7,83±6,87% dan 3,39±2,18%, dengan p=0,003, neutrofil 39,17±24,76% dan 41±21,22% dengan p=0,744, serta VEP1% 67,34±13,09% dan 72,89±13,06% dengan p=0,008. Sebelum dan sesudah pemberian kalsitriol pada asma tidak terkontrol didapatkan rerata eosinofil 9,06±9,40% dan 6,18±4,44% dengan p=0,213, neutrofil 50,71±20,46% dan 41,12±21,26% dengan p=0,075, serta VEP1% 60,17±13,10% dan 70,53±17,44% dengan p=0,002. Sebelum dan sesudah pemberian kalsitriol pada asma terkontrol sebagian dan tidak terkontrol didapatkan rerata eosinofil 8,43±8,10% dan 4,74±3,76% dengan p=0,003, neutrofil 44,77±23,19% dan 41,06±20,93% dengan p=0,338, serta VEP1% 63,86±13,41% dan 71,74±15,15% dengan p=0,000. Kesimpulan: Terdapat perbedaan jumlah eosinofil sputum dan VEP1% penderita asma terkontrol sebagian dan tidak terkontrol antara sebelum dan sesudah pemberian kalsitriol adalah bermakna (masing-masing p=0,003 dan p=0,000), walaupun perbedaan eosinofil pada asma tidak terkontrol adalah tidak bermakna (p=0,075). Sedangkan perbedaan jumlah neutrofil sputum penderita asma terkontrol sebagian dan tidak terkontrol antara sebelum dan sesudah pemberian kalsitriol adalah tidak bermakna (p=0,338) Background: Asthma is a chronic inflammation of the airways with many cellular elements play an important role. Calcitriol is the active metabolite of vitamin D which can inhibits development of autoimmune diseases, immune-mediated diseases and infection that are expected to reduce inflammatory cells and improve pulmonary physiology. Eosinophils and neutrophils are the inflammatory cells associated with clinical symptoms of asthma and can be found from the examination of sputum. Value of FEV1 can provide an overview of pulmonary physiology. Objective: To determine and analyze the difference number of eosinophils, neutrophils sputum count and FEV1 between partly controlled and uncontrolled asthma after administration of calcitriol. Method: This study was quasi experimental clinical trial, consecutive sampling, pretest and posttest. Subjects were partly controlled and uncontrolled asthma who met inclusion and exclusion criteria in the pulmonary clinic of Dr. Moewardi general Hospital, Surakarta in April-May 2012. Calsitriol (0,25 μg twice daily for 14 days) was an independent variable, dependent variables were eosinophils, neutrophil sputum and FEV1. Result: There were 35 subjects had analyzed, mean age 44,43 ± 11,31 years ,12 male (34,2%) and 23 females (65,71%). The proportions of partly-controlled asthma were 18 (51,4%) and uncontrolled asthma were 17 (48,6%). Before and after administration of calcitriol on partly-controlled asthma mean of eosinophils were 7,83±6,87% and 3,39±2,18%, p=0,003, mean of neutrophils were 39,17±24,76% and 41±21,22% p=0,744, with FEV1% 67,34±13,09% and 72,89±13,06% , p=0,008. Before and after administration of calcitriol on uncontrolled asthma mean of eosinophils were 9,06±9,40% and 6,18±4,44%, p=0,213, mean of neutrophils were 50,71±20,46% and 41,12±21,26% p=0,075, with FEV1% 60,17±13,10% and 70,53±17,44%, p=0,002. Before and after administration of calcitriol on partly-controlled and uncontrolled asthma mean of eosinophils were 8,43±8,10% and 4,74±3,76%, p=0,003, mean of neutrophils were 44,77±23,19% and 41,06±20,93%, p=0,338 with VEP1% 63,86±13,41% and 71,74±15,15%, p=0,000. Conclusion: There were difference number of eosinophils sputum and FEV1 of partly-controlled and uncontrolled asthma before and after administration of calcitriol were significant (respectively p=0,003 and p=0,000), altough diffrerence number of eosinophils sputum of uncontrolled asthma were not significant. While the difference number of neutrophils of partly-controlled and uncontrolled asthma before and after were administration of calcitriol were not significant (p=0,338).