Abstrak
    
        
Hubungan penggunaan obat nyamuk dalam rumah tangga dengan kejadian ISPA pada balita  di puskesmas Sibela Surakarta
    
    
        Oleh :
        Sumayyah Syahidah  - G0009205 - Fak. Kedokteran
    
    
        Latar Belakang:  Morbiditas dan mortalitas infeksi saluran pernafasan akut 
(ISPA) pada  Balita  tinggi. Faktor-faktor yang berperan termasuk polusi 
disebabkan oleh penggunaan obat nyamuk bakar dan semprot dalam rumah 
tangga. Bahan kimia yang berbahaya dalam obat nyamuk bakar dan semprot dapat 
mengiritasi saluran nafas sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Penelitian ini 
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan penggunaan obat nyamuk 
bakar dan semprot dalam rumah tangga dengan kejadian ISPA pada Balita di 
Puskesmas Sibela Surakarta. 
Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain case control 
yang diselenggarakan dari bulan Maret-April 2012 di Puskesmas Sibela Surakarta. 
Total 40 subjek sampel berdasarkan metode fixed-disease sampling. Orang tua 
kelompok kasus (20 Balita terkena ISPA) dan orang tua kelompok kontrol (20 
Balita tidak terkena ISPA) telah diwawancarai dan ditanyakan untuk mengisi 
kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji χ
2
dan Odd Ratio.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian dari 14 Balita yang menderita ISPA, 12 di 
antaranya menggunakan obat nyamuk bakar dan semprot di rumah.  Analisis 
statistik menunjukkan hubungan yang bermakna antara ISPA dan penggunaan 
obat nyamuk bakar dan semprot pada Balita (OR = 13,5, 95% IK 2,4 - 74,9, 
p = 0,001). 
Simpulan: Ada hubungan yang sangat bermakna antara penggunaan obat nyamuk 
bakar dan semprot dalam rumah tangga dengan kejadian ISPA pada Balita di 
Puskesmas Sibela Surakarta. Penggunaan obat nyamuk bakar dan semprot dalam 
rumah tangga meningkatkan risiko Balita  untuk terkena ISPA 13,5 kali lebih 
besar.
Background: Morbidity and mortality due to acute respiratory infection (ARI) in 
children aged under 5 years old is high. Contributing factors include pollution 
caused by use of mosquito coils and spray in household. Hazardous chemicals in 
both mosquito coils and spray can iritate respiratory tracts so is prone to infection. 
This research aims to examine whether use of mosquito coils and spray  in 
household is associated with prevalence of ARI among children aged under 5 
years old at Puskesmas Sibela Surakarta. 
Method: This was an observational study using case control design conducted 
from March to April 2012 at Puskesmas Sibela Surakarta. A total of 40 subjects 
were sampled based on fixed-disease sampling method. Parents of case group (20 
children with ARI) and those of control group (20 children without ARI) were 
interviewed and asked to fill out questionnaires. Data were analyzed using χ
2
test 
and odd ratio.
Result: Based on the result of 14 children having ARI, 12 were exposed with 
mosquito coils and spray at home. The statistical analyses showed a significant 
relationship between ARI and use of mosquito coils and spray in children 
(OR = 13,5, 95% CI 2,4 to 74,9, p = 0,001). 
Conclusion: There was a very significant relationship between use of mosquito 
coils and spray in household with prevalence of ARI among children aged under 5 
years old at Puskesmas Sibela Surakarta. Compared to children who lived in a 
house not using mosquito coils and spray, those who were exposed to mosquito 
coils and spray at homehad 13.5 times higher the risk to get ARI.