Abstrak
Konstruksi Pengetahuan Remaja Tentang Mitos Lusan Di Plosokerep, Kelurahan Bendosari, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo
Oleh :
Rio Yuli Hartanto - D0308052 - Fak. ISIP
Penelitian Ini Bertujuan Untuk Mengetahui Bagaimana Konstruksi Pengetahuan
Remaja Tentang Mitos Lusan Dengan Menggunakan Jenis Penelitian Kualitatif,
Dan Metode Penelitian Studi Kasus Berkenaan Dengan Pertanyaan Penelitian
Yang Berupa Bagaimana Dan Mengapa. Proses Pengumpulan Data Dengan
Wawancara Semi Terstruktur, Observasi Berpartisipasi, Dan Melalui Dokumen
Buku Dan Penelitian Terdahulu. Teknik Pengambilan Sampel Purposeful
Sampling Dengan Subyek Penelitian Yang Sesuai Dengan Tujuan Penelitian,
Antara Lain: Orang Tua, Dan Remaja Anak Pertama Atau Anak Ketiga Terutama
Yang Pernah Mengalami Lusan. Teori Yang Digunakan Adalah Konstruksi
Realitas Peter L. Berger Yang Menjelaskan Konstruksi Realitas Dapat Terjadi
Dalam Proses Dialektika Yang Terjadi Dalam Tiga Momen Simultan Yakni
Eksternalisasi, Objektivasi, Dan Internalisasi.
Lusan Tetap Ada Bahkan Pada Diri Remaja Sekarang Yang Modern Karena
Mereka Mempercayainya, Bukan Karena Ingin Atau Tidak Ingin Percaya, Tapi
Karena Mereka Dipaksa Berada Dalam Kondisi Yang Harus Mempercayainya.
Apa Pun Yang Mendasari Mitos Lusan Tidak Mereka Langgar, Semuanya Adalah
Karena Ketakutan Mereka Terhadap Akibat Dari Mitos Tersebut. Dan Mitos Lusan
Ada Sejak Jaman Dulu Dan Sampai Sekarang Karena Masyarakat Takut
Kepadanya. Proses Sosialisasi Dan Pewarisan Nilai Dalam Mitos Lusan Dari
Orang Tua Terhadap Remaja Dilakukan Dengan Menanamkan Ketakutan Dan
Ancaman. Pada Usia 12 Sampai 15 Tahun, Orang Tua Memperingatkan
Bagaimana Akibatnya Jika Lusan Dilanggar, Tapi Mereka Belum Memberikan
Ancaman Apa Pun. Pada Usia 15 Tahun Keatas, Proses Sosialisasi Yang Terjadi
Lebih Kepada Upaya Untuk Melarang Dengan Disertai Ancaman Diusir Dari Rumah
Atau Tidak Diakui Sebagai Anak. Pada Orang Tua Yang Tidak Dibayangi Oleh
Ketakutan Anaknya Akan Melanggar Lusan, Mereka Cenderung Kurang
Memberikan Larangan Yang Memaksa, Dan Tidak Disertai Dengan Ancaman Yang
Berlebihan. Dan Pada Orang Tua Yang Memang Tidak Mempercayai Lusan
Mereka Melarang Anak Untuk Percaya Pada Lusan. Hasilnya Adalah Pola
Konstruksi Pengetahuan Remaja Yang Berbeda-Beda Berdasarkan Proses
Sosialisasi Mereka Yang Berbeda Dilingkungan Sosialnya, Dan Pola Konstruksi
Pengetahuan Tersebut Dapat Dibedakan, Antara Lain: 1) Mereka Yang
Mempercayai Dan Meyakini, 1) Mereka Yang Tidak Percaya, 1) Mereka Yang
Percaya Tapi Belum Takut, ) 3) Mereka Yang Merasa Dan Mengaku Tidak
Percaya, 4) Mereka Yang Ingin Melawan, Dan 5) Adalah Mereka Yang Sudah
Tidak Berdaya (Pasrah).