Abstrak


Pola Pengasuhan Remaja Dalam Keluarga Broken Home Akibat Perceraian


Oleh :
Louis Nugraheni Wijaya - D0308040 - Fak. ISIP

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pengasuhan remaja dalam keluarga broken home akibat perceraian, mengetahui faktor penyebab orang tua memilih pola pengasuhan tersebut, dan mengetahui perbedaan karakteristik anak antara anak dari keluarga bercerai dengan anak dari keluarga utuh. Penelitian ini menggunakan teori tidakan yang termasuk dalam paradigma definisi sosial. Teori ini juga dikenal sebagai Teori Tindakan Sosial yang dikembangkan oleh Max Weber, yaitu tindakan rasionalitas sarana-tujuan, tindakan rasionalitas nilai, tindakan afektual dan tindakan tradisonal. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Propinsi Jawa Tengah karena banyaknya kasus perceraian keluarga di kecamatan ini. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang menggunakan tiga komponen utama, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. metode triangulasi data dan sumber digunakan untuk memperoleh data dengan tingkat validitas tinggi. Secara ringkas hasil penelitian ini adalah bahwa pola pengasuhan remaja dalam keluarga broken home ini orangtua mengkombinasikan dua pola pengasuhan, yaitu kombinasi antara pola pengasuhan otoriter-demokratis dan pola pengasuhan permisif-pelantar. Setiap keluarga menerapkan pola pengasuhan yang berbeda, ini disebabkan oleh beberapa faktor, meliputi sosial ekonomi keluarga, lingkungan sosial, pendidikan orangtua, nilai-nilai agama yang dianut orang tua, kepribadian orangtua dan jumlah anak. Pola pengasuhan yang digunakan oleh setiap orangtua dari keluarga utuh dan keluarga bercerai berbeda, maka akan menghasilkan karakteristik anak yang berbeda juga. Karateristik anak dari keluarga utuh adalah anak mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap halhal baru, dan kooperatif terhadap orang lain. Sedangkan karakteristik anak dari keluarga bercerai adalah penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas, dan menarik diri, anak yang moody, impulsive, aggressive, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, sering bolos, dan bermasalah dengan teman.