Abstrak
Pengaruh Penerapan Model Blended Learning Pada Materi Reformasi Terhadap Prestasi Belajar Sejarah Ditinjau Dari Kelompok Jurusan Ips Dan Ipa Siswa Kelas Xii Sekolah Menengah Atas Negeri Di Wonogiri
Oleh :
Arif Permana Putra - S861008006 - Sekolah Pascasarjana
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh penerapan model Blended Learning dan model pembelajaran interaktif terhadap prestasi belajar sejarah pada materi Reformasi siswa kelas XII SMA Negeri di Kabupaten Wonogiri; (2) Perbedaan pengaruh siswa yang berasal dari kelompok jurusan IPS dan IPA terhadap prestasi belajar sejarah pada materi Reformasi kelas XII SMA Negeri di Kabupaten Wonogiri; (3) Interaksi antara model pembelajaran dan kelompok jurusan terhadap prestasi belajar sejarah pada materi Reformasi siswa kelas XII SMA Negeri di Kabupaten Wonogiri.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Wonogiri. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik multi stage sampling, sebanyak 60 siswa, terdiri dari 30 siswa untuk kelompok eksperimen dan 30 siswa untuk kelompok kontrol. Uji coba instrumen tes prestasi belajar sejarah dilakukan di SMA Negeri 1 Wonogiri dengan jumlah responden 30 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes untuk variabel hasil belajar sejarah. Teknik analisis data menggunakan anava dua jalan (Two Way Anava).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan model Blended Learning dan penerapan model pembelajaran interaktif terhadap prestasi belajar sejarah (Fhitung > Ftabel atau 17,320 > 3,11); (2) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa kelompok jurusan IPS dengan kelompok jurusan IPA terhadap prestasi belajar sejarah (Fhitung < Ftabel atau 0,060 < 3,11); dan (3) Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kelompok jurusan terhadap prestasi belajar sejarah, hal ini dapat diketahui dengan perolehan (Fhitung < Ftabel atau 0,405 < 3,11).
Dengan demikian model Blended Learning bisa menjadi variasi model belajar, hal tersebut membuat siswa tidak bosan dan jenuh sehingga minat belajar mereka meningkat. Model Blended Learning kaya akan sumber/resource, sehingga dapat mengembangkan imajinasinya siswa. Kelebihan model ini adalah meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara siswa dengan guru, memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja, menjangkau siswa dalam cakupan yang luas, mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran.