Abstrak
Dekonstruksi Makna Simbolik Kesenian Sintren (Studi Kasus Pada Paguyuban Sintren Slamet Rahayu Dusun Sirau, Kelurahan Paduraksa, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang)
Oleh :
Puji Dwi Darmoko - S701108005 - Sekolah Pascasarjana
Kesenian sintren merupakan kesenian yang banyak berkembang di kalangan masyarakat bawah oleh karena itu sering disebut seni folklor, sebagai suatu tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun, sedikitnya dua generasi. Keseniani sintren merupakan buah karya dari seniman, di mana dalam pengaktualisasian kesenian tersebut sangat beragam. Salah satu ciri seniman sintren adalah memiliki kebebasan dalam menginterprestasikan aturan-aturan tradisinya sesuai dengan perkembangan jaman. Kesenian ini memiliki keunikan, karena mengandung unsur mistis dan magis di dalam pertunjukannya, yaitu adanya peristiwa kesurupan (trance) pada penari sintren. Kesenian sintren terkenal di Pantai Utara Jawa bagian Tengah terutama di wilayah eks. Karesidenan Pekalongan, seperti kesenian sintren di Dusun Sirau, Kelurahan Paduraksa, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang.
Sebagai produk budaya, kesenian sintren dapat diposisikan sebagai teks budaya yang harus dibaca untuk mengungkap makna simbolik yang dikandungnya sesuai dengan ruang dan waktu dari si pemakna (subjek). Sebagaimana logika dekonstruksi dalam memahami realitas kesenian sintren, pemaknaan kesenian sintren harus dipandang sebagai suatu proses dan juga harus dimaknai secara kontekstual. Sementara itu, dekonstruksi terjadi karena adanya pemahaman subjek atas objek yang dipandang sebagai realitas ciptaan (produksi, konstruksi) atau diciptakan kembali (reproduksi, rekonstruksi).
Makna simbolik pertunjukan kesenian sintren merupakan objek material dari sebuah kajian mengenai dekonstruksi makna simbolik. Penelitian ini dilakukan dalam ranah ilmu Kajian Budaya dengan menggunakan metode analisis data kualitatif dan teknik analisis data secara deskriptif interpretatif. Teori Dekonstruksi Derrida diposisikan sebagai teori dan pendekatan untuk menjawab ketiga rumusan masalah penelitian.
Hasil yang diperoleh penelitian ini ada tiga. Pertama, dekonstruksi makna simbolik Kesenian Sintren yang terjadi disebabkan oleh kematian metafisika yang didorong dua aspek, yakni: (1) opini dan apresiasi masyarakat terhadap Kesenian Sintren; dan (2) Kesenian Sintren di tengah arus kesenian modern. Kedua, proses yang terjadi dalam dekonstruksi makna simbolik Kesenian Sintren dapat dipahami melalui dua proses, yaitu: (1) dari romantisme dan gaya hidup menjadi kesenian rakyat; dan (2) sintren dari kesenian rakyat menuju kesenian modern. Ketiga, dekonstruksi makna simbolik Kesenian Sintren memiliki implikasi terhadap kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat Kabupaten Pemalang.