Abstrak


Profil Proses Berpikir Kreatif Berpandu Model Wallas Dan Tingkat Berpikir Kreatif Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Pada Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat Ditinjau Dari Perspektif Gender Dan Kemampuan Matematika (Penelitian Dilakukan Di Sma Negeri 1 Klaten


Oleh :
Rizki Arifani Nur’aini - K1306033 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat dengan berpandu model Wallas pada siswa perempuan dan laki-laki dengan kemampuan matematika : (1) tinggi, (2) sedang, (3)rendah. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2010/ 2011 pada kelas XD dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subyek penelitian dibagi menjadi enam kelompok yaitu kelompok siswa perempuan dan laki-laki dengan kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah. Dari masing-masing kelompok diambil 1 orang untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Pengambilan subyek dilakukan dengan teknik purposive sampling (sample bertujuan). Data mengenai kemampuan matematika diambil dari data nilai ulangan pada pokok bahasan fungsi kuadrat. Sedangkan data profil proses berpikir kreatif diperoleh dari wawancara mendalam berdasarkan hasil tes tertulis siswa. Validasi data dilakukan dengan triangulasi waktu. Analisa data dilakukan melalui langkah-langkah menelaah seluruh data, reduksi data, menyusun data dalam satuan-satuan, dan memeriksa keabsahan data. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa proses berpikir kreatif berpandu model Wallas (a) siswa perempuan berkemampuan matematika tinggi berada pada tingkat berpikir 4 atau sangat kreatif, (1) Persiapan, siswa mampu mempresentasikan soal dengan pemikirannya sendiri dan memahami informasi awal dengan baik sehingga mampu mengaitkan informasi yang sudah ada dengan materi yang pernah dipelajari, (2) Inkubasi, siswa diam sejenak dan berpikir mengaitkan permasalahan yang diberikan dengan informasi yang sudah didapatkannya untuk memunculkan ide, (3) Iluminasi, siswa mendapatkan ide dan bisa menjalankan idenya dengan baik sehingga mendapatkan jawaban yang benar, (4) Verifikasi, siswa memeriksa kembali jawaban-jawabannya dan mendapatkan ide lain namun ditingalkan karena dianggap rumit, (b) siswa perempuan berkemampuan matematika sedang berada pada tingkat berpikir 1 atau kurang kreatif, (1) Persiapan, siswa mampu mempresentasikan soal dengan bahasanya sendiri dengan baik, siswa mampu memahami informasi awal dengan baik dan siswa dalam mengaitkan informasi yang sudah ada dengan materi yang pernah dipelajari, (2) Inkubasi, siswa diam sejenak dan mengalihkan perhatiaannya dari soal dengan membaca kembali soal dan menggambar kembali gambar dan kemudian barulah memikirkan ide untuk memecahkan masalah dengan mengaitkan materi yang pernah ia dapatkan dengan soal yang ada, (3) Iluminasi, siswa mendapatkan beberapa ide pemecahan masalah dan dapat menjalankan vii idenya dengan benar sehingga didapatkan jawaban yang benar, (4)Verifikasi, siswa tidak memeriksa kembali jawaban yang didapatkannya, (c) siswa perempuan berkemampuan matematika rendah berada pada tingkat berpikir kreatif 0 atau tidak kreatif, (1) Persiapan, siswa kurang mampu mempresentasikan soal dengan bahasanya sendiri dan tidak memahami informasi awal pada soal sehingga tidak bisa mengaitkan informasi yang ada dengan materi yang pernah diajarkan, (2) Inkubasi, siswa diam sejenak, kemudian memikirkan ide menyelesaikan masalah dengan mengaitkan informasi awal dengan materi yang pernah diperoleh, (3) Iluminasi, siswa mendapatkan ide yang salah dan menjalankannya, sehingga mendapatkan jawaban yang salah, (4) Verifikasi, siswa tidak memeriksa kembali jawabannya, (d) Siswa laki-laki berkemampuan matematika tinggi berada pada tingkat berpikir kreatif 3 atau kreatif, (1) Persiapan, siswa mampu mempresentasikan soal dengan pemikirannya sendiri dan memahami informasi awal dengan baik sehingga mampu mengaitkan informasi yang sudah ada dengan materi yang pernah dipelajari, (2) Inkubasi, siswa diam sejenak dan selanjutnya mencari panjang sisi yang belum diketahui yang setelahnya barulah memikirkan ide penyelesaian masalah dengan mengaitkan masalah dengan materi yang pernah diajarkan, (3) Iluminasi, siswa mendapatkan 3 ide untuk menyelesaikan masalah dan menjalankan idenya dengan baik sehingga mendapatkan jawaban yang benar, (4) Verifikasi, subjek memeriksa kembali jawaban yang didapatkannya, namun siswa tidak berusaha atau menemukan ide lain pada tahap ini, (e) siswa laki-laki berkemampuan matematika sedang berada pada tingkat berpikir kreatif 1 atau kurang kreatif, (1)Persiapan, siswa mengutarakan kembali soal dengan bahasa sendiri dengan baik, siswa mampu memahami informasi awal pada soal sehingga mampu mengaitkan informasi yang ada dengan materi yang pernah didapatkannya, (2) Inkubasi, siswa berhenti sejenak dan selanjtnya berpikir membangun ide dengan mengaitkan informasi awal dengan materi yang pernah didapatkan (3) Iluminasi, siswa mendapatkan 2 ide untuk menyelesaikan masalah dan dapat melaksanakan idenya dengan baik sehingga didapatkan jawaban yang benar, (4) Verifikasi, siswa memeriksa kembali jawabannya tapi tidak mendapatkan ide lain, (f) siswa laki-laki berkemampuan matematika rendah berada pada tingkat berpikir kreatif 0 atau tidak kreatif, (1) Persiapan, siswa mengutarakan soal dengan bahasanya sendiri dengan kurang baik, siswa memahami informasi awal pada soal, siswa mampu mengaitkan informasi yang ada dengan materi yang pernah didapatkannya, (2) Inkubasi, siswa berhenti sejenak dan memikirkan ide menyelesaikan masalah dengan mengaitkan informasi awal dengan materi yang pernah diperoleh, (3) Iluminasi, siswa mendapatkan satu ide, namun kurang pahamnya siswa pada materi sehingga siswa tidak dapat menjalankan idenya dengan baik sehingga didapatkan hasil yang salah, (4) Verifikasi, siswa tidak memeriksa kembali jawaban dan tidak mendapatkan ide lain.