Abstrak


Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Metode EOQ pada Penerbit dan Percetakan CV. Harapan Baru Surakarta


Oleh :
Dinar Damaryanti - F3503022 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

Persediaan selalu dibutuhkan oleh setiap perusahaan baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Dengan kebijakan pengadaan persediaan diharapkan proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Tanpa adanya persediaan perusahaan dihadapkan pada resiko bahwa suatu saat perusahaan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Bahan baku merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan penting dalam mengalokasikan modal kerja, kesalahan dalam mengalokasikan modal kerja untuk persediaan akan mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui jumlah kebutuhan bahan baku yang optimal, (2) Mengetahui jumlah persediaan pengaman, (3) Mengetahui kapan pemesanan kembali dilakukan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kasus yang memusatkan perhatian pada suatu kasus. Data yang dipelajari berupa data tentang kebutuhan bahan baku, jumlah produksi, pembelian bahan baku dan biaya-biaya yang ditimbulkan dalam pemesanan dan penyimpanan serta pemeliharaan bahan baku selama tahun 2005. Pendekatan yang digunakan adalah metode Economic Order Quantity (EOQ). Teknik analisis data yang digunakan adalah (1) Menentukan besarnya kuantitas pembelian sekali pesan, (2) Menentukan frekuensi pembelian, (3) Menentukan total biaya persediaan, (4) Menentukan kuantitas persediaan penyelamat dengan perhitungan standar deviasi menggunakan pendekatan statistik, (5) Menentukan besarnya titik pemesanan kembali.

Hasil analisis pengendalian persediaan bahan baku pada penerbit dan Percetakan CV. Harapan Baru Surakarta diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Untuk bahan baku CD roll yaitu (1) Kuantitas pembelian bahan baku yang optimal adalah 1335 roll dengan frekuensi pembelian sebanyak 3 kali, (2) Kuantitas persediaan penyelamat adalah 280 roll, (3) Pemesanan kembali dilakukan pada 319 roll, (4) Total biaya persediaan sebesar Rp. 2.879.438 dengan jumlah bahan baku maksimal sebesar 1615 roll. Sedangkan untuk bahan baku tinta yaitu : (1) Kuantitas pembelian bahan baku yang optimal adalah 133 pail dengan frekuensi pembelian sebanyak 3 kali, (2) Kuantitas persediaan penyelamat adalah 28 pail, (3) Pemesanan kembali dilakukan pada 31 pail, (4) Total biaya persediaan sebesar Rp. 2.879.779 dengan jumlah bahan baku maksimal sebesar 141 pail.

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran kepada penerbit dan percetakan CV. Harapan Baru Surakarta meninjau kembali kebijaksanaan persediaan bahan baku. Sebaiknya perusahaan mempertimbangkan penggunaan metode EOQ serta menentukan besarnya persediaan pengaman dan kapan perusahaan harus melakukan pemesanan kembali agar pengendalian persediaan yang efesien dan efektif dapat tercapai.