Abstrak


Kebijakan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Boyolali dalam Meningkatkan Ekspor Furniture Kabupaten Boyolali


Oleh :
Andi Kusnianto - F3104066 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

ABSTRAK

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memperoleh pemahaman mengenai kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Boyolali untuk dapat meningkatkan ekspor furniture di wilayah Kabupaten Boyolali serta hambatan-hambatan yang dihadapi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Boyolali maupun para pengusaha furniture yang ingin memperluas hasil produksi furniturenya. Ekspor furniture Kabupaten Boyolali dapat mengalami peningkatan apabila Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Boyolali harus bekerja sama dengan beberapa pihak dengan pelayanan-pelayanan yang memadai sehingga peningkatan ekspor akan tercapai.

Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu dengan cara mengambil satu obyek penelitian tertentu yang akan dianalisa secara mendalam. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh dengan cara secara langsung pada nara sumbernya di bagian ekspor dan staff atau karyawan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Boyolali. Sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber-sumber lain yang mempunyai hubungan dengan pokok permasalahan yang diteliti. Penulis memperoleh data ini dari buku dan sumber bacaan lain yang menunjang penulisan laporan Tugas Akhir ini.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam peningkatan ekspor furniture Kabupaten Boyolali, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Boyolali mempunyai fungsi sebagai instansi pemerintah yang menjembatani perusahaan furniture dengan pihak lain yang berkepentingan, misalnya bank, buyer dan lain-lain. Pengusaha harus mampu memberikan pelayanan yang baik kepada buyer, misalnya mutu produk yang tanpa cacat, ketepatan pengiriman barang, harga yang tidak terlalu mahal. Masalah yang muncul adalah tidak ada komunikasi antara pengusaha dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Boyolali dalam hal yang berkaitan gengan kegiatan ekspor furniture, sehingga para pengusaha berpikir sendiri dalam hal modal, pemasaran, serta sarana promosi untuk mengenalkan produk mereka ke buyer.

Saran yang dapat diajukan adalah seharusnya Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Boyolali mampu sebagai fasilitator antara para pengusaha furniture dengan buyer, sehingga ekspor furniture dapat berkembang dan mampu menambah devisa negara.