Abstrak
Aktivitas Antibakteri Dan Antijamur Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis (Citrus Sinensis L.) Tawangmangu Pada Ketinggian Tempat Tumbuh Yang Berbeda
Oleh :
Eva Sri Handayani - M0408059 - Fak. MIPA
Staphylococcus aureus dan Candida albicans merupakan mikroba patogen
pada manusia yang dapat menyebabkan infeksi kulit. Minyak atsiri bersifat aktif
biologis sebagai antibakteri dan antijamur. Faktor lingkungan (suhu udara,
pencahayaan dan ketinggian) berpengaruh terhadap pembentukan minyak atsiri.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui rendemen terbesar minyak atsiri
kulit jeruk manis Tawangmangu pada ketinggian yang berbeda dan mengetahui
aktivitas penghambatan minyak atsiri kulit jeruk manis Tawangmangu terhadap
bakteri S. aureus dan C. albicans.
Penelitian ini menggunakan minyak atsiri kulit jeruk manis Tawangmangu
yang diambil dari empat ketinggian yang berbeda yaitu 1.000 ± 50 m dpl, 1.200 ±
50 m dpl, 1.400 ± 50 m dpl dan 1.600 ± 50 m dpl. Minyak atsiri yang dihasilkan
dihitung rendemennya kemudian diuji antibakteri dan antijamur dengan metode
Kirby Bauer terhadap bakteri S. aureus dan C. albicans kemudian dihitung nilai
Diameter Daya Hambat (DDH).
Hasil penelitian menunjukkan kulit jeruk manis (C. sinensis L.)
Tawangmangu yang tumbuh pada ketinggian 1.000 m dpl, 1.200 m dpl, 1.400 m
dpl, dan 1.600 m dpl menghasilkan rendemen minyak atsiri yang berbeda. Kulit
jeruk manis Tawangmangu yang tumbuh pada ketinggian 1.600 m dpl
menghasilkan minyak atsiri dengan rendemen terbesar yaitu sebesar 0,55%.
Minyak atsiri kulit jeruk manis (C. sinensis L.) Tawangmangu pada ketinggian
1.000 m dpl, 1.200 m dpl, 1.400 m dpl, dan 1.600 m dpl mempunyai aktivitas
antimikroba yang berbeda terhadap S. aureus dan C. albicans. Minyak atsiri kulit
jeruk manis Tawangmangu pada ketinggian 1.600 dengan konsentrasi 100%
mempunyai aktivitas antimikroba terbesar dengan DDH 23 mm terhadap
S. aureus dan DDH 19 mm terhadap C. albicans.