Abstrak


Perbedaan Efek Hepatoprotektif Ekstrak Etanolik Kunyit, Temulawak, Dan Kombinasinya Pada Mencit Balb/C Yang Diinduksi Parasetamol


Oleh :
Atika Zahro Nirmala - G0009032 - Fak. Kedokteran

Latar Belakang: Angka kejadian kerusakan hepar terutama karena konsumsi obat anti inflamasi non steroid secara berlebihan termasuk tinggi di beberapa negara. Di sisi lain, kunyit dan temulawak sering dikonsumsi sebagai obat herbal. Kedua rimpang tersebut dilaporkan mengandung senyawa yang bersifat antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna perbedaan efek hepatoprotektif ekstrak etanolik kunyit, temulawak, dan kombinasinya pada mencit Balb/C yang diinduksi parasetamol. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan the post test only control group design. Peneliti menggunakan hewan uji 25 mencit Balb/C yang dibagi dalam 5 kelompok, kelompok kontrol negatif [KK (-)] dan kelompok kontrol positif [KK (+)] diberi aquades per oral 0,2 ml, KP1 diberi ekstrak etanolik kunyit 2,8 mg/20 gr BB mencit, KP2 diberi ekstrak etanolik temulawak 14 mg/20 gr BB mencit, dan KP3 diberi kombinasi ekstrak etanolik kunyit dan temulawak. Perlakuan selama 14 hari. Parasetamol dosis toksik diberikan pada KK (+), KP1, KP2, dan KP3. Efek hepatoprotektif dinilai melalui jumlah kerusakan sel hepar. Data dianalisis dengan One Way ANOVA dilanjutkan uji LSD. Hasil Penelitian: Hasil uji One Way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan signifikan pada lima kelompok dengan p = 0,03. Uji LSD menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara KK (-), KP1, dan KP3 dengan KK (+) dan KP2. Simpulan Penelitian: Terdapat perbedaan efek hepatoprotektif ekstrak etanolik kunyit, temulawak, dan kombinasinya pada mencit Balb/C yang diinduksi parasetamol. Potensi hepatoprotektif ditunjukkan pada kelompok KP1 dan KP3.