;

Abstrak


Kajian Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari Dan Novel Sinden Karya Purwadmadi Admadipurwa (Pendekatan Intertekstual Dan Nilai Pendidikan)


Oleh :
Suwarmo - S84110803 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) struktur pembangun novel Ronggeng Dukuh Paruk dan novel Sinden; (2) persamaan dan perbedaan unsur pembangun struktur novel Ronggeng Dukuh Paruk dan novel Sinden; (3) nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk dan novel Sinden. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk menggali sumber informasi dan data yang berupa teks-teks sastra, sehingga data yang tampil bukan berupa konsep-konsep secara statistik. Teknik pengumpulan data yang digunakan: teknik noninteraktif meliputi membaca data, mencatat dokumen dengan content analysis, dan riset pustaka. Data yang sudah terkumpul dianalisis dengan teknik analisis data model analisis inter aktif tiga alur kegiatan: (1) reduksi data; (2) penyajian data, dan (3) kesimpulan atau verifikasi. Hasil temuan penelitian dengan pendekatan intertekstual menunjukkan bahwa ke dua novel tersebut: (1) memiliki unsur pembangun yang padu, melalui unsur pembangun ditemukan bahwa novel Ronggeng Dukuh Paruk merupakan hipogram, sedangkan novel Sinden sebagai bentuk transformasinya, (2) unsur-unsur struktur pembangun ke dua novel memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan kedua novel: tema sosial budaya perjuangan wongcilik sebagai penari ronggeng dan sinden. Alur kedua novel menggunakan alur maju. Penokohaan menggunakan tokoh wanita muda belia yang cantik jelita, setting waktu terjadi pada tahun 1960-an gencar-gencarnya isu pergolakan politik PKI, sudut pandang atau point of view menggunakan sudut pandang pesona gaya “dia-an”. Sedangkan, perbedaan terletak pada: penokohan, tokoh utama pada novel Ronggeng Dukuh Paruk Srintil menjadi ronggeng karena panggilan, sedangkan tokoh utama novel Sinden Tumi menjadi sinden karena cita-cita, Setting tempat pada novel Sinden menggunakan latar desa yang agak maju (dibawah pimpinan Priyayi) sebagai latar primer yaitu desa Sumberwungu, sedangkan novel Ronggeng Dukuh Paruk menggunakan latar pedukuhan terpencil, miskin, terbelakang yaitu dukuh Paruk. Setting sosial novel Ronggeng Dukuh Paruk menghadirkan sosial kemasyarkatan masyarakat pedesaan (masih satu keturunan) dengan penuh keluguan dan kesederhanaan, sedangkan setting sosial novel Sinden menghadirkan latar suasana masyarakat campuran antara wong cilik dan priyayi yang penuh keangkuhan, (3) nilai pendidikan yang terkandung di dalam kedua novel tersebut yaitu nilai pendidikan religius, nilai pendidikan sosial, nilai pendidikan budaya, dan nilai pendidikan moral.