Abstrak


Kajian Struktur Dan Perkembangan Kayu Sengon (Paraserianthes Falcataria (L.) I.C. Nielsen) Pada Usia Tegakan Berbeda Berdasarkan Tinjauan Anatomi Dan Pola Pita Protein


Oleh :
Wahyu Susilowati - M0408119 - Fak. MIPA

Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) I.C. Nielsen) merupakan jenis tanaman yang cepat pertumbuhannya (fast growing spesies), berfungsi ekologis dan bernilai ekonomis tinggi. Sengon memiliki kualitas kayu rendah yakni serat pendek dan miring sehingga penggunaanya masih terbatas sebagai bahan pulp dan konstruksi ringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur anatomi dan pola pita protein kayu sengon pada usia tegakan berbeda yaitu tegakan 1 tahun, 3 tahun, 5 tahun, dan 7 tahun. Penelitian dilakukan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan struktur anatomi dan pendekatan molekuler untuk mengetahui pola pita proteinnya. Analisis pola pita protein pada bagian kambium kayu sengon menggunakan metode elektroforesis gel Sodium Dodecyl Sulphate ā€“ Polyacrilamide gel electrophoresis (SDS-PAGE). Data kualitatif dan kuantitatif meliputi pola pita protein, struktur trakea (diameter dan panjang trakea serta tebal dinding sel) dan panjang serat dianalisis secara deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan antara usia tegakan yang berbeda. Data kuantitatif yaitu struktur trakea dan panjang serat dianalisis dengan analisis varian (ANAVA) untuk mengetahui pengaruh usia tegakan dan apabila terdapat signifikansi dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf uji 5% untuk mengetahui beda nyata pada usia tegakan 1 tahun, 3 tahun, 5 tahun, dan 7 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur anatomi sengon pada tingkatan umur berbeda memiliki kesamaan sehingga tidak ditemukan variasi pada tipe penyebaran trakea, tipe parenkim axial, tipe jari-jari dan serat. Terdapat perbedaan pada ukuran diameter lintang, diameter radial dan diameter tangensial panjang dan tebal dinding trakea serta panjang serat dari kayu sengon pada semua tingkatan umur (Pā‰¤0,05), yaitu sebesar 0,000. Berdasarkan pola pita proteinnya menunjukkan bahwa pada usia tegakan 1 tahun, 3 tahun, 5 tahun dan 7 tahun tampak adanya protein yang selalu terekspresi pada setiap umur perkembangan dengan tebal sama. Protein yang spesifik muncul saat usia perkembangan sudah mencapai 7 tahun yaitu Rf 0,42 dan tidak terekspresi pada usia tegakan 1 tahun, 3 tahun, dan 5 tahun, serta menunjukkan indikasi adanya sintesis protein yang berbeda pada perkembangan di zona kambium