Abstrak


Pengaruh Penambahan Macam Akselerator Terhadap Nilai Kecernaan Silase Batang Pisang (Musa Paradisiaca) Secara In Vitro


Oleh :
Dian Fatmasari - H0508042 - Fak. Pertanian

Pakan merupakan faktor yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup ternak, namun ketersediaan pakan berupa hijauan pakan ternak mengalami beberapa kendala antara lain fluktuasi jumlah hijauan yang tidak menentu, pada musim kemarau ketersediaan hijauan lebih sedikit bila dibandingkan dengan musim penghujan. Kendala tersebut dapat diatasi dengan pemanfaatan limbah pertanian atau perkebunan. Salah satu limbah perkebunan yang melimpah dan belum termanfaatkan adalah batang pisang. Namun, kandungan air yang sangat tinggi pada batang pisang dapat membuat batang pisang mudah busuk sehingga perlu adanya sentuhan teknologi dalam pemanfaatannya, salah satunya dengan pembuatan silase. Dalam pembuatan silase diperlukan akselerator yang mengandung karbohidrat tinggi seperti, dedak padi, molases, dan tepung gaplek. Silase yang dihasilkan diuji kecernaannya secara in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan macam akselerator terhadap nilai kecernaan silase batang pisang (Musa paradisiaca) secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Nutrisi Makanan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta selama tiga bulan pada bulan Maret 2012 – Mei 2012. Materi penelitian menggunakan limbah pertanian yaitu batang pisang yang berasal dari pohon pisang yang sudah berbuah, sedangkan untuk akselerator yang digunakan berupa dedak padi (DP), molases (ML) dan tepung gaplek (TG) yang ditambahkan 10% dari total silase yang dibuat. Silo yang digunakan berupa silo yang berbahan plastik dengan kapasitas tampung 1kg. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola seaarah dengan empat kali perlakuan dan tiga ulangan pada tiap perlakuannya. Adapun kombinasi perlakuannya adalah sebagai berikut: BP-TA= Batang pisang tanpa akselerator, BP-DP= Batang pisang + 10% dedak padi, BP-ML= Batang pisang + 10% molases, BP-TG= Batang pisang + 10% tepung gaplek. Sedangkan untuk peubah yang diamati adalah pH silase, pH cairan rumen, Kecernaan bahan kering (KcBK), dan kecernaan bahan organik (KcBO) yang diuji secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan akselerator memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap pH silase, pH cairan rumen, KcBK dan KcBO. Silase BP-ML dan BP-TG mempunyai nilai pH 3,030 dan 4,020 dimana pada pH diatas dapat dikategorikan sebagai silase dengan kualitas baik sekali sedangkan silase BP-DP dengan nilai pH 5,183 dapat dikategorikan sebagai silase berkualitas buruk, untuk silase BP-TA dengan nilai pH 8,946 termasuk silase dengankualitas sangat buruk. Rerata pH cairan rumen diperoleh nilai rerata BP-TA, BP-DP, BP-ML, BP-TG secara berturut-turut adalah 6,736; 6,797; 6,226; 5,578 dimana nilai pH cairan rumen silase BP-TG menghasilkan pH yang rendah yakni 5,578. Sedangkan nilai KcBK diperoleh nilai rerata BP-TA, BP-DP, BP-ML, BP-TG secara berturut-turut adalah 46,538; 39,336; 49,226; 69,287 sedangkan untuk KcBO adalah 43,910; 40,870; 54,370; 68,528. Akselerator berupa TG merupakan akselerator yang paling baik bila dibandingkan dengan DP dan ML ditinjau dari nilai KcBK (69,287) dan KcBO (68,528). Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini bahwa penambahan akselerator berupa TG menghasilkan silase dengan kualitas baik hal ini dapat dilihat dari nilai kecernaan bahan kering maupun kecernaan bahan organiknya.