Abstrak
Ko-Infeksi Virus Hepatitis B Dan Virus Hepatitis C Pada Penderita Hiv/Aids Di Surakarta, Indonesia
Oleh :
Raden Artheswara Sidhajati - G0009177 - Fak. Kedokteran
Salah satu masalah dalam penatalaksanaan infeksi HIV adalah ko-infeksi dengan VHB dan atau VHC karena jalur transmisi yang ditularkannya sama. Ko-infeksi VHB/VHC diyakini dapat meningkatkan risiko hepatotoksik, karsinoma hepatoseluler, steatosis, fibrosis, dan juga mempercepat terjadinya AIDS pada pasien HIV. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui status ko-infeksi VHB dan atau VHC pada pasien HIV/AIDS di Surakarta.
Metode : Pada bulan November-Desember 2011, semua pasien HIV (n = 65) yang mengunjungi Voluntary Counseling and Testing di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi terlibat dalam penelitian ini. Data klinis dan sampel darah diambil dari seluruh pasien. Tes serologi untuk mendeteksi HBsAg dan anti-VHC dilakukan pada seluruh sampel.
Hasil : Terdapat 17% (11/65) pasien HIV terinfeksi dengan virus hepatitis. Enam koma dua persen (4/65) terdeteksi HBsAg+ dan 10.8% (7/65) anti-VHC+. Terdapat 57.1% (4/7) pasien perempuan dan 42.8% (3/7) laki-laki terdeteksi anti-VHC+. Pasien laki-laki dan wanita dengan HBsAg+ ditemukan masing-masing 50% (2/4). Sembilan puluh satu persen (10/11) pasien HIV dengan ko-infeksi VHB atau VHC berusia di bawah 50 tahun. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tes darah rutin dengan hasil HBsAg+ atau anti-VHC+.
Simpulan : Beberapa pasien HIV mengalami ko-infeksi dengan Virus Hepatitis B maupun Virus Hepatitis C, dan kebanyakan adalah perempuan di bawah 30 tahun. Pasien HIV sebaiknya diperiksa status ko-infeksi VHB dan VHC demi mendapatkan manajemen terapi yang lebih baik.