;

Abstrak


Eksperimentasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (Nht) Dan Tipe Two Stay Two Stray (Tsts) Pada Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Intelligence Quotient Siswa Kelas Viii Smp Di Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012


Oleh :
Andi Suparlan - S85110200 - Sekolah Pascasarjana

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) model pembelajaran mana yang memberikan prestasi belajar lebih baik di antara model NHT, model TSTS atau model konvensional, (2) siswa dengan kategori Intelligence Quotient (IQ) mana yang mempunyai prestasi belajar lebih baik di antara siswa dengan IQ tinggi, siswa dengan IQ sedang atau siswa dengan IQ rendah, (3) pada masing-masing model pembelajaran, siswa dengan kategori IQ mana yang mempunyai prestasi belajar lebih baik di antara siswa dengan IQ tinggi, siswa dengan IQ sedang atau siswa dengan IQ rendah, (4) pada masing-masing kategori IQ siswa, model pembelajaran mana yang memberikan prestasi belajar lebih baik di antara model NHT, model TSTS atau model konvensional. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Purworejo. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik stratified cluster random sampling dan diperoleh sampel sebanyak 210 siswa dari SMP Negeri 15 Purworejo, SMP Negeri 31 Purworejo dan SMP Negeri 33 Purworejo yang terdiri dari 70 siswa dalam kelompok NHT, 72 siswa dalam kelompok TSTS dan 68 siswa dalam kelompok Konvensional. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama. Berdasarkan analisis data, disimpulkan bahwa: (1) model pembelajaran TSTS memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran NHT, model pembelajaran Konvensional memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran NHT, dan model pembelajaran TSTS memberikan hasil prestasi belajar yang sama dengan model pembelajaran Konvensional, (2) siswa-siswa pada semua kelompok kategori IQ, baik tinggi, sedang, maupun rendah mempunyai prestasi belajar yang sama, (3) pada masing-masing model pembelajaran, siswa-siswa yang mempunyai IQ tinggi, sedang, maupun rendah mempunyai prestasi belajar yang sama, (4) pada masing-masing kategori IQ, model pembelajaran TSTS memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran NHT, model pembelajaran Konvensional memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran NHT, dan model pembelajaran TSTS memberikan hasil prestasi belajar yang sama dengan model pembelajaran Konvensional.