Abstrak


Analisis Keputusan Pemerintah Atas Jadi Tidaknya Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (Bbm) Terhadap Saham Perusahaan Sektor Transportasi Dan Sektor Aneka Industri Di Bursa Efek Indonesia


Oleh :
Andrew Yanika Muhandri - F1210065 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

Pemerintah pada hari Rabu, 22 februari 2012 merencanakan untuk menaikan harga BBM di Indonesia. Penetapan kenaikan harga BBM jatuh pada hari Minggu, 1 april 2012. Setelah pemerintah merencanakan untuk menaikan harga BBM terjadi gejolak di Indonesia yang berdampak pada kegiatan perekonomian. Pasar saham Indonesia mencatat tiga hari setelah presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan rencana kenaikan harga BBM, 22 februari 2012, mata uang rupiah langsung melemah 1,3 persen terhadap dolar AS. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga turun 3,4 persen sedangkan HSBC Bond Index terkoreksi 2,7 persen. Pada tanggal 1 april 2012 kenaikan harga BBM yang telah direncanakan ternyata dibatalkan. Dampaknya defisit anggaran 2012 diperkirakan akan mencapai 2,23%. Jika ditambah dengan defisit di daerah (APBD) sebesar 0,5%, maka total ekspetasi defisit sudah akan mencapai 2,73% dengan batas defisit fiskal sebesar 3%. Penelitian ini akan terfokus pada harga saham perusahaan sektor transportasi dan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tujuannya untuk menguji daya muat informasi terhadap suatu peristiwa yang terjadi. Dalam hal ini, mengamati reaksi pasar modal terhadap peristiwa keputusan pemerintah yang berupa isu kenaikan harga BBM. Event study adalah metode statistik untuk menilai dampak peristiwa pada nilai perusahaan. Pengumpulan data berupa harga saham dan volume perdagangan perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukan tidak ada pengaruh yang signifikan antara saham-saham yang bergejolak terhadap isu kenaikan harga BBM.