Abstrak
Karakterisasi Cacing Tanah Dan Sifat Fisika Tanah Penentu Fungsi Hidrologis Pada Berbagai Jenis Penggunaan Lahan Di Sub Das Samin Hulu
Oleh :
Joko Maryono - H0205044 - Fak. Pertanian
Penelitian ini dilaksanakan di sub DAS Samin Hulu, Kabupaten Karanganyar dari bulan Maret sampai dengan Juni 2011. Kawasan DAS Bengawan Solo Hulu, terutama sub DAS Samin, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah telah mengalami degradasi fungsi hidrologis tanah yang serius, terutama ditunjukkan oleh erosi tanah dan longsor. Laju erosi tanah di sub DAS Samin mencapai > 250 ton ha-1 th-1 dan dikategorikan sangat berat. Fungsi hidrologis tanah dipengaruhi oleh permeabilitas tanah, tekstur tanah, porositas, dan kemantapan agregat tanah. Pergerakan makrofauna di dalam tanah ataupun aktivitasnya dalam membuat sarang dan mencari makanan secara tidak langsung dapat memperbaiki struktur tanah dan mampu menciptakan ruang pori di dalam tanah.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jenis penggunaan lahan terhadap sifat fisika tanah yang mempengaruhi fungsi hidrologi tanah dan populasi serta diversitas cacing tanah di SUB DAS Samin Hulu Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif yang bersifat kuantitatif dengan pendekatan survei di lapangan dan didukung hasil analisis laboratorium. Penelitian dimulai pada bulan Maret 2011 sampai September 2011. Analisis data menggunakan uji F, DMRT, Correlation, and Stepwise Regression.
Hasil yang didapat dari penelitian ini, jenis penggunaan lahan yang mampu menjaga fungsi hidrologis tanah secara berturut-turut adalah hutan (dengan nilai kemantapan agregat 35,74 %; permeabilitas 58,37 cm/jam; dan porositas 49,8 %), semak (dengan nilai kemantapan agregat 41,24 %; permeabilitas 36,55 cm/jam; dan porositas 43,39 %), agroforestri (dengan nilai kemantapan agregat 43,8 %; permeabilitas 46,02 cm/jam; dan porositas 21,05 %), pinus (dengan nilai kemantapan agregat 41,69 %; permeabilitas 33,04 cm/jam; dan porositas 24,53 %), wortel (dengan nilai kemantapan agregat 30,58 %; permeabilitas 9,45 cm/jam; dan porositas 34,06 %), dan ketela (dengan nilai kemantapan agregat 48,48 %; permeabilitas 7,76 cm/jam; dan porositas 5,05 %). Spesies yang yang mempunyai Indeks Nilai Penting tertinggi adalah Metaphire capensis