Abstrak


Perbandingan Konsumsi Energi Dan Emisi Gas Rumah Kaca (Co2) Pada Konstruksi Perkerasan Lentur The Comparation Of Energy Consumption And Greenhouse Gas Emission For Flexible Pavement Construction


Oleh :
Yusuf Zulianto - I010823 - Fak. Teknik

Pemanasan Global (Global Warming) Dan Krisis Iklim (Climate Crisis) Adalah Dua Isu Global Yang Semakin Sering Didengungkan Oleh Berbagai Pihak Belakangan Ini. Penyebab Utama Dari Pemanasan Global Adalah Konsumsi Energi Dan Efek Gas Rumah Kaca Yang Dihasilkan Dari Pembakaran Bahan Bakar Fosil, Kendaraan Bermotor, Pabrik Modern, Peternakan Serta Pembangkit Tenaga Listrik. Salah Satunya Adalah Konsumsi Energi Dan Emisi Gas Rumah Kaca Untuk Industri Konstruksi, Yang Juga Mendapatkan Perhatian Lebih Di Tahun Terakhir Ini. Di Indonesia Penelitian Yang Berhubungan Dengan Konsumsi Energi Dan Emisi Gas Rumah Kaca Masih Sangat Minim, Khususnya Dalam Bidang Konstruksi Perkerasan Jalan Raya. Perlu Diadakan Penelitian Mengenai Konsumsi Energi Dan Emisi Gas Rumah Kaca (Co2) Yang Dihasilkan Dalam Suatu Proses Konstruksi Perkerasan Jalan Raya. Penelitian Ini Menggunakan Dua Metode Untuk Mengestimasi Konsumsi Energi Dan Emisi Gas Rumah Kaca (Co2), Yaitu Metode Tabel Energy Use And Ghg Emissions For Pavement Construction Dan Metode Konversi Bahan Bakar. Hasil Estimasi Dari Dua Metode Tersebut Kemudian Akan Dibandingkan Secara Matematis, Yaitu Dengan Mencari Selisih Dan Perbandingannya. Tahap Yang Diamati Pada Penelitian Ini Adalah Pada Tahap Produksi Campuran Aspal, Tahap Transportasi, Dan Tahap Konstruksi. Berdasarkan Analisis Perbandingan Yang Sudah Dilakukan Dapat Disimpulkan Bahwa Konsumsi Energi Dan Emisi Gas Rumah Kaca (Co2) Dengan Metode Konversi Bahan Bakar Lebih Besar Hasilnya Dibandingkan Dengan Metode Tabel Energy Use And Ghg Emissions For Pavement Construction, Yaitu Terdapat Selisih Sebesar 410.949,042 Mj (Konsumsi Energi) Dan 24.008,980 Kg (Emisi Co2). Selisih Yang Terjadi Ini Disebabkan Karena Faktor Umur Dari Mesin Dan Alat Yang Digunakan. Selain Itu, Jika Nantinya Akan Digunakan Di Indonesia, Maka Metode Yang Lebih Tepat Digunakan Yaitu Metode Konversi Konsumsi Bahan Bakar Karena Langsung Mengetahui Kebutuhan Bahan Bakar Yang Digunakan Sesuai Dengan Kondisi Dari Mesin Dan Alat Yang Digunakan Saat Ini, Sehingga Hasil Yang Diperoleh Akan Mendekati Dengan Kondisi Yang Sebenarnya