Abstrak
Analisis Miskonsepsi Gerak Pada Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011
Oleh :
Ika Pratiwi Puspitasari - K2307030 - Fak. KIP
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya miskonsepsi pada pokok bahasan Gerak pada siswa, dan menjelaskan profil miskonsepsi yang dimiliki oleh siswa pada pokok bahasan Gerak.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif. Populasi dalam penelitian yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian terdiri dari 66 siswa. Data penelitian tentang miskonsepsi siswa diperoleh dari instrumen penelitian berupa perangkat tes identifikasi miskonsepsi berbentuk tes objektif dengan alasan yang sudah ditentukan. Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif-deskriptif.
Dari hasil tes identifikasi miskonsepsi dapat disimpulkan bahwa banyak siswa yang mengalami miskonsepsi. Profil miskonsepsi yang dimiliki siswa dengan prosentase lebih dari 30% adalah sebagai berikut: 1) Kelajuan sama dengan besarnya kecepatan; 2) Gradien yang bernilai positif dari suatu grafik kecepatan selalu menunjukkan benda dipercepat; 3) Kecepatan dan percepatan selalu memiliki arah yang sama; 4) Jika kecepatan sesaat benda nol, maka percepatan benda tersebut juga nol; 5) Jika kelajuan sebuah benda adalah tetap (konstan) maka percepatan benda tersebut adalah nol; 6) Jika besar kecepatan sebuah benda adalah tetap (konstan), maka percepatan benda tersebut adalah nol; 7) Percepatan selalu memiliki arah yang sama dengan arah pergerakan benda; 8) Pada peristiwa gerak jatuh bebas, benda yang massanya lebih besar akan jatuh lebih cepat daripada benda yang massanya lebih ringan; 9) Pada gerak jatuh bebas, benda jatuh dengan kelajuan tetap; 10) Pada peristiwa dua buah benda yang berada pada ketinggian yang sama, benda pertama jatuh bebas dengan lintasan lurus sedangkan benda kedua didorong horizontal sehingga jatuh dengan lintasan lengkung, lintasan yang ditempuh bola kedua lebih panjang daripada lintasan bola pertama, sehingga semakin panjang lintasan maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lantai; 11) Kelajuan sama dengan besarnya percepatan.