Abstrak


Perbedaan Nilai APE Pekerja Terpapar Debu Pembakaran Batu Bata Dibandingkan Penduduk Sekitar di Mojolaban Sukoharjo


Oleh :
Rizka Fajri Anggraeni - G0009187 - Fak. Kedokteran

Latar Belakang: Perkembangan industri perumahan di Indonesia ditunjang dengan adanya pasokan bahan bangunan, salah satunya batu bata. Dalam proses pembuatan batu bata dihasilkan debu hasil pembakaran yang dapat menyebabkan obstruksi saluran pernafasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan nilai Arus Puncak Ekspirasi (APE) pekerja yang terpapar debu pembakaran batu bata dibandingkan penduduk sekitar di Mojolaban Sukoharjo. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional yang dilaksanakan di Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo. Subjek penelitian ini adalah pekerja pembuat batu bata yang terpapar debu pembakaran batu bata dan penduduk sekitar di Mojolaban, Sukoharjo. Pengambilan sampel dilaksanakan secara purposive random sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Data diperoleh melalui pengisian kuesioner dan pengukuran nilai APE menggunakan Mini Wright Peak Flow Meter. Data dianalisis menggunakan uji normalitas data Shapiro-Wilk dan uji independent t-test melalui program SPSS 17.00 for Windows. Derajat kemaknaan yang digunakan adalah p < 0,05. Hasil Penelitian: Rata-rata presentase nilai APE kelompok pekerja terpapar debu pembakaran batu bata sebesar 35,79%. Sedangkan rata-rata presentase nilai APE kelompok penduduk sekitar adalah 52,88%. Hasil uji statistik independent t-test didapatkan p = 0,001 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara rata-rata presentase nilai APE pekerja pembuat batu bata yang terpapar debu pembakaran batu bata dibandingkan penduduk sekitar di Mojolaban Sukoharjo. Simpulan Penelitian: Terdapat perbedaan nilai APE yang bermakna antara pekerja terpapar debu pembakaran batu bata dibandingkan penduduk sekitar di Mojolaban Sukoharjo.