Abstrak


Pola Batik Lasem Pasca Penetapan Unesco Tentang Batik Tahun 2009


Oleh :
Astaufi Herpi Perdana - C0905004 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

Batik Lasem sangat terkenal karena cirinya sebagai batik Pesisir yang indah dengan pewarnaan yang berani, dan Kota Lasem merupakan Sentra Batik Tulis yang pernah terkenal dan menjadi salah satu kota penting penghasil batik tulis di Pesisir Utara Jawa. Sejak ditetapkan sebagai daftar budaya tak benda warisan manusia Representative List of Intangible Cultural Heritage oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) tahun 2009 dan jenis batik yang ditetapkan sebagai World Heritage adalah batik tulis dan bukan batik Printing. Kemudian banyak perkembangan yang terjadi pada batik. Dengan semakin banyaknya permintaan pasar, maka semakin banyak juga perubahan motif yang terjadi pada batik tulis Lasem untuk memenuhi tuntutan pasar. Muncul beberapa permasalahan yaitu bagaimanakah perkembangan pola dan makna estetis yang terkandung di dalam Batik Tulis Lasem Pasca Penetapan UNESCO tentang Batik tahun 2009. Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka bentuk penelitian yang dipakai adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Sumber data yang dikumpulkan adalah data kualitatif. Untuk menjamin validitas data, dengan menggunakan teknik trianggulasi data. Secara garis besar batik lasem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera cina yang oleh umum dinamakan batik Laseman dan batik selera pribumi yang sering disebut batik rakyat yang kemudian di pilah lagi menjadi dua golongan besar masing-masing jenis pola tersebut. Penggolongan tersebut adalah golongan Geometris dan Non geometris. Batik Lasem saat ini memiliki berbagai macam perubahan dari mulai bentuk pola, motif, dan warna yang sudah tidak lagi sesuai pola pakem Batik Lasem. Secara struktural pola batik Lasem tersebut disusun dengan susunan geometris (Lereng dan Ceplok) dan non geometris (Semenan dan Buketan). Struktur susunan motif seringkali dilakukan tidak dengan sistem pengulangan pola kecuali pada pola Lereng dan Ceplokan. Corak yang terjadi pada batik Lasem merupakan mimesis dari kehidupan masyarakat Lasem itu sendiri. Bentuk-bentuk motifnya yang dulu memiliki makna filosofi yang mendalam, sekarang sudah berubah karena persaingan pasar yang begitu ketat. Penamaan batik Lasem yang dulu sesuai dengan warna yang diterapkan, sekarang berubah sesuai jenis motif yang ada didalamnya.