Abstrak


Tradisi Ngalap Berkah Dalam Upacara Adat Sadranan Di Kelurahan Pundungsari, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta ( Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra )


Oleh :
Yussi Utami - C0108067 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

2013. Skripsi: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Upacara tradisional merupakan salah satu wujud peninggalan kebudayaan dan pada dasarnya upacara tradisional disebarkan secara lisan. Ngalap “mencari” berkah merupakan kecenderungan manusiawi semenjak nenek moyang bangsa manusia generasi pertama. Berkah juga merupakan kebutuhan setiap insane manusia. Ngalap berkah menjadi tradisi turun temurun di semua lapisan penduduk bumi hingga kini, meskipun di zaman modern yang super canggih dan hubungan lintas dunia semakin global. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimanakah awal mula lahirnya upacara sadranan di Kelurahan Pundungsari, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (2) bagaimanakah bentuk upacara adat sadranan di Kelurahan Pundungsari, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (3) bagaimanakah bentuk tradisi ngalap berkah dalam upacara adat sadranan di Kelurahan Pundungsari, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (4) bagaimanakah fungsi tradisi ngalap berkah dalam upacara sadranan bagi masyarakat di Kelurahan Pundungsari, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan awal mula adanya adat sadranan di Kelurahan Pundungsari, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (2) mendeskripsikan bentuk upacara adat sadranan di Kelurahan Pundungsari, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (3) mendeskripsikan bentuk tradisi ngalap berkah upacara adat sadranan di Kelurahan Pundungsari, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (4) mendeskripsikan fungsi upacara adat sadranan di Kelurahan Pundungsari, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Manfaat teoretis dari penelitian ini diharapkan menambah wawasan teori-teori sastra khususnya untuk teori folkror, teori kebudayaan. Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian penulisan selanjutnya dan untuk masyarakat agar lebih mengetahui tentang kebudayaan atau adat istiadat sadranan yang ada di Kelurahan Pundungsari, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian jenis lapangan atau survey, dan bentuk penelitiannya adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu primer dan sekunder. Data primer berasal dari informan terpilih yaitu berupa tuturan tentang upacara adat sadranan dan sumber data sekunder didapat dari buku, foto dan artikel yang bersangkutan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data bertujuan menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Bagi penelitian kualitatif ada tiga hal yang perlu diketahui dalam proses analisis data, sajian data, dan verifikasi serta simpulan. Kesimpulan dari hasil penelitian Tradisi Ngalap Berkah dalam Upacara adat Sadranan di Kelurahan Pundungsari, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta ini dapat diketahui awal mula adanya adat sadranan di tempat itu yang ditemukan makam leluhur pada tahun 1997 dan adat ini dimulai sekitar tahun 2000, bentuk upacara adat sadranan yang terdiri dari bersih desa, tirakatan, kendurenandum berkah warga Dondong dan Kutugan, acara sadranan dari keraton dan sesepuh, acara dari trah keluarga, ramah tamah keluarga. Dapat diketahui juga perlengkapan sesaji yang digunakan yaitu dupa atau kemenyan, kembang setaman, tumpeng, panggang, pisang raja, suruh ayu. Di ketahui juga tentang bentuk tradisi ngalap berkah tentang upacara sadranan tersebut yaitu animisme, kepercayaan agama jawa, dan dinamisme. Selain itu dari upacara adat sadranan ini juga mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi kebudayaan, sosial, ekonomi, dan spritual.