Abstrak


Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based Learning, Inkuiri Terbimbing Dan Konvensional Pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Smp Negeri Se-Kabupaten Blora


Oleh :
Yudhi Hanggara - S851102050 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) manakah model pembelajaran yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik antara model Problem Based Learning, model Inkuiri Terbimbing atau pembelajaran Konvensional (2) manakah siswa-siswa yang memiliki prestasi belajar lebih baik antara siswa-siswa yang memiliki kreativitas tinggi, siswa-siswa yang memiliki kreativitas sedang atau siswa-siswa yang memiliki kreativitas rendah (3) Pada masing-masing tingkatan kreativitas, manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik antara model Problem Based Learning, model Inkuiri Terbimbing atau model pembelajaran Konvensional. Pada masing-masing model pembelajaran, manakah siswa-siswa yang memiliki prestasi belajar lebih baik antara siswa-siswa yang memiliki kreativitas tinggi, siswa-siswa yang memiliki kreativitas sedang atau siswa-siswa yang memiliki kreativitas rendah. Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu dengan desain 3x3. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri Se-Kabupaten Blora. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 272 siswa, dengan rincian 92 siswa pada kelas eksperimen satu, 91 siswa pada kelas eksperimen dua dan 89 pada kelas eksperimen tiga. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah, angket kreativitas, dan tes prestasi belajar matematika. Uji coba instrumen tes meliputi validitas isi, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas. Uji coba instrumen angket kreativitas meliputi validitas isi, konsistensi internal, dan reliabilitas. Uji prasyarat meliputi uji normalitas populasi menggunakan metode Lilliefors dan uji homogenitas variansi populasi menggunakan metode Bartlett. Dengan a = 0,05, diperoleh simpulan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen. Uji keseimbangan terhadap data kemampuan awal matematika menggunakan analisis variansi satu jalan dengan sel tak sama diperoleh simpulan bahwa ketiga kelas eksperimen mempunyai kemampuan awal matematika yang seimbang. Pengujian hipotesis menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Hasil penelitian menunjukan: (1) Model Problem Based Learning menghasilkan prestasi belajar lebih baik daripada model Inkuiri Terbimbing, tetapi menghasilkan prestasi belajar yang sama baiknya dengan model pembelajaran Konvensional dan model pembelajaran Konvensional menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (2) Siswa-siswa yang memiliki kreativitas tinggi memiliki prestasi belajar lebih baik daripada siswa-siswa yang memiliki kreativitas sedang maupun siswa-siswa yang memiliki kreativitas rendah dan siswa-siswa yang memiliki kreativitas sedang memiliki prestasi belajar yang sama baiknya dengan siswa-siswa yang memiliki kreativitas rendah (3) Pada tingkatan kreativitas tinggi dan sedang, model pembelajaran Problem Based Learning, Inkuiri Terbimbing dan Konvensional menghasilkan prestasi belajar yang sama baiknya. Sedangkan pada tingkat kreativitas rendah model pembelajaran Problem Based Learning menghasilkan prestasi belajar yang sama baiknya dengan model pembelajaran Konvensional, dan model pembelajaran Konvensional menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Pada Model pembelajaran Problem Based Learning dan Inkuiri Terbimbing, siswa yang memiliki kreativitas tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki kreativitas rendah, siswa yang memiliki kreativitas tinggi memiliki prestasi belajar yang sama baiknya dengan siswa yang memiliki kreativitas sedang, dan siswa yang memiliki kreativitas sedang memiliki prestasi belajar yang sama baiknya dengan siswa yang memiliki kreativitas rendah. Pada pembelajaran Konvensional, siswa yang memiliki kreativitas tinggi, siswa yang memiliki kreativitas sedang dan siswa yang memiliki kreativitas rendah menghasilkan prestasi belajar yang sama baiknya.