;

Abstrak


Folklor Sambernyawa Di Wonogiri Sebagai Materi Pengayaan Pembelajaran Sejarah ( Studi Kasus Di Sma Negeri I Girimarto Wonogiri)


Oleh :
Dwi Astuti - S86080901 - Sekolah Pascasarjana

Tujuan penelitian ini : 1) Untuk Mengetahui folklor Sambernyawa yang berkembang dimasyarakat di Wonogiri, 2) untuk mengetahui pemanfaatan folklor Sambernyawa sebagai materi pengayaan pembelajaran sejarah, 3) Untuk mengetahui makna filosofis folklor Sambernyawa yang dapat ditanamkan kepada peserta didik di SMA Negeri I Girimarto Wonogiri ,4) Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam memanfaatkan folklor Sambernyawa di Wonogiri sebagai materi pengayaan pembelajaran sejarah. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif yang mengambil lokasi di SMA Negeri I Girimarto Wonogiri. Sumber data yang dipergunakan : (1) Informan yang terdiri dari pengelola Petilasan Pangeran Sambernyawa, Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri, guru sejarah, peserta didik dan masyarakat; (2) Dokumen yang berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); dan (3) Tempat dan peristiwa, yaitu kegiatan pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan folklor Sambernyawa di Wonogiri. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam (In Depth Interviewing), observasi partisipasi pasif, dan mengkaji dokumen. Pengambilan sampel dengan purposive sampling terutama guru sejarah dan peserta didik . Untuk menjamin validitas data, digunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode. Model analisis data digunakan teknik analisis interaktif yaitu interaksi antara pengumpulan data dengan tiga komponen analisis data, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan secara siklus. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: (1) Folklor Sambernyawa di Wonogiri yang berkembang di masyarakat Wonogiri adalah folklor lisan tentang sejarah perjuangan Pangeran Sambernyawa,gelar kebangsawanan, folklor sebagian lisan tentang upacara jamasan pusaka, gotong royong, halal bi halal dan folklor bukan lisan, yaitu makamnya Raden Ayu Mata Ati, Masjid Wonokerso, Senjata-senjata antara lain Kyai Totog, Kyai Korowelang, Kyai Jaladara ,Kyai Limpung, Kyai Semar Tinandhu, Rumah Tiban Bubakan, Punden Mbah Kendil. (2) Guru memanfaatkan folklore Sambernyawa sebagai materi pengayaan pembelajaran sejarah karena sesui dengan pencapaian standar kopetensi dan kopetensi dasar mata pelajaran sejarah di SMAdilakukan dengan memasukan materi pelajaran ke dalam RPP.(3) Folklor Sambernyawa di Wonogiri memiliki Makna filosofis, yaitu nilai-nilai pedagogis (nilai-nilai moral dan ajaran kebaikan); Kriteria yang dipakai dalam menentukan kelayakaan folklor Sambernyawa di Wonogiri sebagai materi pengayaan pembelajaran sejarah adalah sesuai dan menunjang pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar sejarah SMA; (4) Kendala yang dihadapi guru dalam memanfaatkan folklor Sambernyawa di Wonogiri sebagai materi pengayaan pembelajaran sejarah adalah alokasi waktu yang sedikit dan kesulitan mendapatkan informan.