Abstrak
Tingkat Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Menengah Pertama Dalam Memecahkan Masalah Kontekstual Ditinjau Dari Kemampuan Matematika Dan Perbedaan Gender (Penelitian Dilakukan Di Smp Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012)
Oleh :
Nurul Wahidah - K1308109 - Fak. KIP
Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) mengetahui tingkat berpikir kreatif
siswa laki-laki dengan kemampuan matematika tinggi dalam memecahkan masalah
kontekstual materi persegi panjang dan persegi (2) mengetahui tingkat berpikir kreatif
siswa laki-laki dengan kemampuan matematika sedang dalam memecahkan masalah
kontekstual materi persegi panjang dan persegi (3) mengetahui tingkat berpikir kreatif
siswa laki-laki dengan kemampuan matematika rendah dalam memecahkan masalah
kontekstual materi persegi panjang dan persegi (4) mengetahui tingkat berpikir kreatif
siswa perempuan dengan kemampuan matematika tinggi dalam memecahkan masalah
kontekstual materi persegi panjang dan persegi (5) mengetahui tingkat berpikir kreatif
siswa perempuan dengan kemampuan matematika sedang dalam memecahkan masalah
kontekstual materi persegi panjang dan persegi (6) mengetahui tingkat berpikir kreatif
siswa perempuan dengan kemampuan matematika rendah dalam memecahkan masalah
kontekstual materi persegi panjang dan persegi (7) mengetahui karakteristik tingkat
berpikir kreatif siswa kelas VII semester II berdasarkan perbedaan gender dan
kemampuan awal matematika.
Penelitian ini menggunakan metode deskripstif kualitatif. Subjek penelitian
ditentukan melalui purposive sampling dan didasarkan pada beberapa kriteria, yakni :
(1) berkemampuan komunikasi yang baik dan (2) memiliki kemampuan matematika
tinggi, sedang, dan rendah (masing-masing terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan).
Akhirnya subjek yang diambil dari penelitian ini adalah enam orang siswa yaitu satu
siswa laki-laki dengan kemampuan matematika tinggi, satu siswa laki-laki dengan
kemampuan matematika sedang, satu siswa laki-laki dengan kemampuan matematika
rendah, satu siswa perempuan dengan kemampuan matematika tinggi, satu siswa
perempuan dengan kemampuan matematika sedang, dan satu siswa perempuan dengan
kemampuan matematika rendah. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara berbasis tugas dimana setelah subjek selesai mengerjakan lembar tugas,
peneliti melakukan wawancara berdasar dengan lembar tugas yang telah dikerjakan
siswa. Teknik analisis data meliputi tiga kegiatan yaitu mereduksi data, menyajikan
data, dan menarik kesimpulan. Validasi data dilakukan dengan triangulasi waktu.
Pada penelitian ini tingkat berpikir kreatif yang dipakai adalah perbaikan
tingkat berpikir kreatif menurut Tatag Yuli Eko Siswono yang terdiri dari 5 tingkat
yaitu tingkat berpikir kreatif 0, tingkat berpikir kreatif 1, tingkat berpikir kreatif 2,
tingkat berpikir kreatif 3, dan tingkat berpikir kreatif 4.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa : (1) Tingkat berpikir kreatif
siswa kategori LT dalam memecahkan masalah kontekstual matematika berada pada
tingkat ke-1 berdasarkan beberapa karakteristik yang ditemui pada siswa dan sesuai
dengan karakteristik TBK ke-1, yaitu: subjek tidak mampu membuat jawaban yang
ix
berbeda (baru), dan tidak dapat menyelesaikan masalah dengan cara berbeda-beda
(fleksibel), tetapi mampu menjawab masalah secara beragam (fasih). (2) Tingkat
berpikir kreatif siswa kategori LS dalam memecahkan masalah kontekstual
matematika berada pada tingkat ke-4 berdasarkan beberapa karakteristik yang ditemui
pada siswa dan sesuai dengan karakteristik TBK ke-4, yaitu: siswa mampu
menyelesaikan masalah dengan lebih dari satu alternatif jawaban maupun cara
penyelesaian yang berbeda-beda dengan lancar (fasih) dan fleksibel. (3) Tingkat
berpikir kreatif siswa kategori LR dalam memecahkan masalah kontekstual
matematika berada pada tingkat ke-0 berdasarkan beberapa karakteristik yang ditemui
pada siswa dan sesuai dengan karakteristik TBK ke-0, yaitu: siswa tidak mampu
membuat alternatif jawaban maupun cara penyelesaian. (4) Tingkat berpikir kreatif
siswa kategori PT dalam memecahkan masalah kontekstual matematika berada pada
tingkat ke-3 berdasarkan beberapa karakteristik yang ditemui pada siswa dan sesuai
dengan karakteristik TBK ke-3, yaitu: siswa dapat menunjukkan cara yang berbeda
(fleksibel) untuk mendapatkan jawaban yang beragam, meskipun jawaban tersebut
tidak baru. (5) Tingkat berpikir kreatif siswa kategori PS dalam memecahkan masalah
kontekstual matematika berada pada tingkat ke-2 berdasarkan beberapa karakteristik
yang ditemui pada siswa dan sesuai dengan karakteristik TBK ke-2, yaitu: siswa
mampu menunjukkan berbagai cara penyelesaian yang berbeda meskipun tidak fasih
dalam menjawab dan jawaban yang dihasilkan tidak baru. dan (6) Tingkat berpikir
kreatif siswa kategori PR dalam memecahkan masalah kontekstual matematika berada
pada tingkat ke-0 berdasarkan beberapa karakteristik yang ditemui pada siswa yang
sesuai dengan karakteristik TBK ke-0, yaitu: siswa tidak mampu membuat alternatif
jawaban maupun cara penyelesaian.