Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana variasi struktur ekonomi dan struktur perkotaan di Jawa Tengah menurut kabupaten/kota dan juga untuk mengetahui apa penyebab dari variasi struktur ekonomi dan struktur perkotaan tersebut. Penelitian ini dilakukan mengingat setiap daerah memiliki keragaman karakteristik, termasuk di dalamnya struktur ekonomi dan struktur perkotaan itu sendiri.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif guna menganalisis data-data sekunder yang telah diperoleh dari badan/instansi terkait yaitu BPS Indonesia dan BPS Jawa Tengah. Dari BPS Jawa Tengah, data-data terutama diperoleh dari buku yang diterbitkan oleh BPS tersebut antara lain Jawa Tengah Dalam Angka, Susenas Jawa Tengah, Pendapatan Regional Jawa Tengah dan Supas Jawa Tengah.
Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi struktur ekonomi dan struktur perkotaan di Jawa Tengah menurut kabupaten/kota. Dilihat dari struktur ekonominya (kontribusi sektor ekonomi dalam PDRB), Jawa Tengah secara keseluruhan memiliki dominasi di subsektor industri pengolahan sejak tahun 1995, meskipun di tahun 1990 subsektor pertanian masih mendominasinya. Akan tetapi apabila dilihat secara agregat, maka kontribusi terbesar dalam PDRB masih diberikan oleh sektor tersier. Sedangkan jika dilihat dari penyerapan kesempatan kerja menurut lapangan usaha di Jawa Tengah secara keseluruhan, maka sektor primer terutama subsektor pertanian masih mendominasinya. Kemudian untuk struktur perkotaan di Jawa Tengah yang diidentifikasi menurut tingkat urbanisasinya tampak mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, ini menunjukkan bahwa penduduk perkotaan di Jawa Tengah mengalami kenaikan dari tahun ke tahun yang dapat dijadikan sebagai sebuah indikator bahwa di Jawa Tengah telah terjadi kemajuan ekonomi. Secara lebih khusus (struktur sosial ekonomi kabupaten/kota di Jawa Tengah) tampak bahwa sebagian daerah seperti seluruh kota dan beberapa kabupaten (Kudus, Sukoharjo, Karanganyar, Semarang, Klaten dan Kendal) telah memiliki struktur ekonomi dan struktur perkotaan yang bersifat modern (ditandai dominasi sektor sekunder dan tingginya tingkat urbanisasi) dan sebagian lagi masih memiliki struktur ekonomi dan struktur perkotaan yang bercorak rural (ditandai dominasi sektor primer dan rendahnya tingkat urbanisasi) di antaranya adalah beberapa kabupaten seperti Wonosobo, Wonogiri, Grobogan, Kebumen dan Blora. Tampak pula bahwa sebagian daerah di Jawa Tengah yang telah memiliki struktur sosial ekonomi bercorak modern itu, memiliki tingkat perekonomian yang lebih baik/maju dibandingkan dengan daerah-daerah yang masih memiliki struktur sosial ekonomi bercorak rural. Kondisi ini tampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, tingkat pendapatan per kapita yang lebih besar, dan juga tingkat kemiskinan maupun tingkat pengangguran yang relatif lebih rendah. Variasi struktur ekonomi dan struktur perkotaan tampaknya disebabkan oleh perbedaan kondisi geografi (luas daerah), kondisi demografi (kepadatan penduduk), dan kondisi sosial (tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan) masing-masing kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Berdasarkan hasil analisis data, saran-saran yang dapat diajukan adalah bagi pemerintah daerah untuk menetapkan setiap kebijakan didasarkan pada kondisi dan potensi daerahnya masing-masing, sehingga pembangunan ekonomi yang optimal dapat tercapai. Kebijakan yang bersifat unik wilayah itu dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) untuk daerah yang masih sangat tergantung pada sektor pertaniannya maka pemerintah daerah diharapkan untuk dapat mendorong tumbuhnya sektor pertanian di daerahnya tersebut. Anatara lain dengan pengalokasian dana yang cukup guna mendukung pertumbuhan sektor pertanian (penyediaan sarana/prasarana yang lengkap dan berkualitas) maupun dengan penerapan manajemen pengelolaan sektor pertanian yang lebih baik lagi, sehingga diharapkan kelemahan-kelemahan di sektor ini seperti rendahnya kualitas SDM dan kurangnya faktor tekonologi canggih yang dapat mendukung produktivitas sektor ini dapat teratasi. (2) untuk daerah-daerah yang telah memiliki struktur ekonomi yang kuat di sektor industrinya maka pemerintah daerah setempat diharapkan melakukan upaya untuk dapat menarik investasi yang lebih besar lagi. Di antaranya dengan menerapkan manajemen/birokrasi yang mudah/tidak terlalu berbelit-belit bagi para investor yang mau menanamkan modalnya dan juga dengan perbaikan maupun peningkatan kualitas infrastruktur di daerah yang bersangkutan. Kemudian saran yang dapat diajukan bagi peneliti selanjutnya adalah diharapkan bisa melengkapi data yang belum diperoleh dalam penelitian ini yaitu data investasi kabupaten/kota dan juga data mentah dari BPS. Selain itu diharapkan juga untuk menambah alat analisis yang bersifat kuantitatif yang bisa menjelaskan/menganalisis secara lebih dalam dan lebih bersifat deterministik.
Kata kunci: Struktur ekonomi, struktur perkotaan, tingkat urbanisasi, sektor primer, sektor sekunder, sektor tersier dan kabupaten/kota di Jawa Tengah.