Abstrak


Resolusi Konflik Berbasis Community Governance (Studi Deskriptif Kualitatif di Kawasan Pasar Klewer Kota Surakarta)


Oleh :
Kusnia Ratih Aprilia Safitri - D0108075 - Fak. ISIP

Konflik di kawasan pasar Klewer merupakan konflik yang terjadi antara PKL bermobil dengan pedagang di kawasan Pasar Klewer. Konflik ini terjadi akibat adanya perebutan sumber daya yang terbatas yaitu konsumen atau pembeli di kawasan Pasar Klewer. Konflik ini bermula ketika PKL bermobil yang merupakan distributor barang di Pasar Klewer maupun Pasar Cinderamata ikut melayani pembeli secara langsung. PKL bermobil yang berasal dari Pekalongan, Jepara, Kudus dan Pemalang ini menggunakan area parkir pasar Cinderamata untuk berjualan. Hal ini memicu protes keras yang dilakukan oleh pedagng pasar Klewer dan pedagang pasar Cinderamata. Berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta seperti penertiban, pemasangan spanduk dan pemberian surat edaran yang berisi larangan berjualan bagi PKL bermobil belum membuahkan hasil yang signifikan. Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian mengenai penerapan resolusi konflik berbasis community governance dalam penyelesaian konflik antara PKL bermobil dengan pedagang di kawasan pasar Klewer serta untuk mengkaji faktor-faktor penghambat dalam penerapan resolusi konflik berbasis community governance. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, metode dokumenter dan metode penulusuran data online. Teknik analisis data dengan cara analisa data efektif yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data, validitas data yang digunakan adalah triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan resolusi konflik berbasis community governance tidak dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan konflik di kawasan Pasar Klewer. Hal ini dikarenakan: (1) Adanya prinsip yang dipegang teguh oleh HPPK, HPTPPK dan komunitas PKL bermobil untuk tidak mau bekerjasama dan bernegosiasi untuk mencari solusi terbaik dan dapat diterima oleh kedua belah pihak. (2) Adanya keterbatasan yang dimiliki oleh HPPK, HPTPPK dan komunitas PKL bermobil yaitu keterbatasan dalam hal power, kekuasaan dan sumber daya. (3) Kecenderungan anggota organisasi yang lebih suka mengelompok, seperti yang dialami oleh HPPK dan komunitas PKL bermobil.