Abstrak
Peran Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam pendayagunaan Bus Trans Semarang
Oleh :
Rina Marthaningrum - D1110013 - Fak. ISIP
Kota Semarang mempunyai berbagai moda transportasi yang baik salah satunya yang belum berkembang adalah Bus Trans Semarang, alasan pemerintah khususnya Dinas Perhubungan Kota Semarang meluncurkan Bus Rapid Transit ini adalah untuk memberikan pelayanan moda trnasportasi yang lebih baik kepada warga Kota Semarang, namun alasan pemunculan Bus Rapid Transit ini telah menimbulkan gejolak sosial diantara angkutan umum sopir kecil karena trayek atau jalurnya yang berhimpit satu sama lain. Pengadaan Bus Rapid Transit belum bisa mengurangi kemacetan di Kota Semarang. Dalam hal ini Pemerintah lebih memilih meningkatkan pelayanan angkutan karena dinilai pelayanan angkutan yang jauh lebih buruk. Keberadaan Bus Trans Semarang lebih meunculkan gejolak sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam rangka pendayagunaan Bus Trans Semarang, serta mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam melaksanakan kegiatan yang terkait dengan peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang
Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Untuk menguji validitas data digunakan teknik triangulasi data, sedangkan dalam penarikan kesimpulan digunakan teknik analisis interaktif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang merupakan suatu Instansi yang mempunyai tugas dan kewenangan untuk mengembangkan dan mendayagunakan Bus Trans Semarang, peranan tersebut antara lain: Menyediakan sarana dan prasarana, melakukan Promosi (sosialisasi), pengawasan, regulasi, melakukan evaluasi dan pengembangan, pembayaran BOK. Faktor pendukung dalam pengembangan Bus Trans Semarang terdapat kerja sama yang baik antara aparat dinas dan pengusaha angkutan agar tercipta koordinasi yang baik. Sedangkan faktor penghambatnya meliputi keterbatasan sumber daya manusia dari aparat dinas, terbatasnya jumlah anggaran dana untuk pengembangan Bus Trans Semarang, terjadi trayek yang berhimpit sehingga memunculkan gejolak sosial antar sopir angkutan kecil.