Abstrak


Collaborative governance pengolahan limbah sapi (Studi: Kolaborasi Stakeholders dalam Pengolahan Limbah Sapi menjadi Biogas di Kabupaten Ngawi)


Oleh :
Yuyun Wahyudiantik - D0109091 - Fak. ISIP

Kabupaten Ngawi merupakan daerah yang mempunyai potensi ternak khususnya sapi dalam jumlah banyak. Kecenderungan selama ini, peternak membuang limbah sapi secara sembarangan tanpa mempedulikan dampaknya. Sampai pada akhirnya ada sebuah inovasi pengolahan limbah sapi menjadi biogas yang manfaatnya sangat besar. Dalam rangka mengolah limbah sapi menjadi biogas di Kabupaten Ngawi beberapa stakeholders seperti Dinas Peternakan dan Perikanan, Kantor Lingkungan Hidup, LSM Postra Indonesia dan Kelompok Tani (Sub Bidang Peternakan) melakukan kolaborasi. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagimana kolaborasi antar stakeholders tersebut dalam pengolahan limbah sapi menjadi biogas di Kabupaten Ngawi serta hambatan yang muncul. Tujuan penelitian ini yakni menganalisa kolaborasi tersebut dengan pertama melihat peran setiap stakeholders, bentuk kegiatan kolaborasi, efektivitas kolaborasi itu serta faktor penghambat yang muncul. Untuk menganalisa kolaborasi ini peneliti memakai Teori De seve dan teori lain yang relevan dengan kolaborasi. Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Ngawi kususnya di Kecamatan Geneng. Ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui hasil wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Validitas data menggunakan triangulasi data, teknik analisis menggunakan analisis interaktif. Hasil yang diperoleh yakni selama ini kolaborasi masih bersifat semiformal belum ada legitimasi/ kesepakatan tertulis yang secara spesifik ditujukan untuk program biogas, namun secara praktek sudah dilaksanakan. Selama ini banyak kegiatan kolaborasi yang dilakukan yang melibatkan seluruh stakeholders. Komitmen dan kerja dari masing-masing stakeholders memang bisa dilihat hasilnya namun masih diwarnai kekurangan. Faktor penghambat yang muncul dalam kolaborasi ini terkait perpedaan cara pandang (ego sektor, ketidakpercayaan atas kerja pihak lain), pergantian kebijakan karena pergantian pemimpin dan sumber daya finansial. Kesimpulan penelitian ini adalah kolaborasi belum efektif dan masih diperlukan pembenahan yaitu menyinergikan persepsi stakeholders, evaluasi intern stakeholders, dan kerja sama dengan pihak lain guna penyediaan dana. Kata Kunci: Collaborative governance, Biogas Limbah Sapi